Perbedaan Kandungan Protein, Zink, dan Tingkat Kesukaan Bakso Ikan Gabus (Channa Striata) Sebagai Makanan Selingan Balita

Differences in Protein Content, Zink, and Acceptance of (Channa Striata) Fishballs As A Snack for Toddlers

Authors

  • Ani Fitriani STIKes Husada Borneo
  • Nurul Hekmah STIKes Husada Borneo
  • Desya Medinasari Fathullah STIKes Husada Borneo
  • Nany Suryani STIKes Husada Borneo

Keywords:

Fishballs, Snackhead Fish, Protein, zink

Abstract

Snakehead fish is a local food that is high in protein and zinc. Snakehead fishballs are expected to be an alternative snack for toddlers. The purpose of this study was to determine differences in protein, zinc, and acceptability of snakehead fishballs (Channa Striata) as a snack for toddlers. The research method is using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The research instrument was the protein content test using the Kjeldahl method, the zinc content test using the titrimetric method, and acceptance using the preference test. The results showed that the protein content of snakehead fishballs and tapioca flour was F0 (8.44 g), F1 (6.6 g), F2 (5.78 g), F3 (5.26 g). Zinc mineral content in snakehead fishballs and tapioca flour was F0 (3.12 mg), F1 (2.22 mg), F2 (2.09 mg), F3 (1.50 mg). The acceptability of snakehead fishballs and tapioca flour were the most desirable for color F0 (3.4%), aroma F0 (3.1%), taste F0 (3.2%), texture F0 (3.1%). The proportions of snakehead fish and tapioca flour had differences in protein content in meatballs with (p=0.000). The proportions of snakehead fish and tapioca flour had differences in zinc mineral content in meatballs with (p=0.000). There is a difference in the proportion of snakehead fish and tapioca flour on the acceptability of fishballs. Snakehead fishballs and tapioca flour can be used as snacks to prevent stunting toddlers by consuming snakehead fishballs. The most desirable treatment for nutrients and acceptability (De Garmo test) is at F0 as many as 3 pieces with a weight of 10 g snakehead fishballs for meet protein and zinc nutrition.

 ABSTRAK
Ikan gabus merupakan bahan pangan lokal yang tinggi protein dan zink. Bakso ikan gabus diharapkan mampu menjadi alternatif makanan selingan balita. Tujuan penelitian ini mengetahui perbedaan kandungan protein, zink, dan tingkat kesukaan bakso ikan gabus (Channa Striata) sebagai makanan selingan balita. Metode penelitian bersifat menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 replikasi. Instrumen penelitian yaitu dengan uji kandungan protein metode kjeldahl, uji kandungan zink dengan metode titrimetri, dan tingkat kesukaan dengan uji kesukaan. Hasil penelitian didapat kandungan protein pada bakso ikan gabus dan tepung tapioka F0 (8,44 g), F1 (6,6 g), F2 (5,78 g), F3 (5,26 g). Kandungan mineral zink pada bakso ikan gabus dan tepung tapioka F0 (3,12 mg), F1 (2,22 mg), F2 (2,09 mg), F3 (1,50 mg). Tingkat Kesukaan bakso ikan gabus dan tepung tapioka yang paling diminati terhadap warna F0 (3,4%), aroma F0 (3,1%), rasa F0 (3,2%), tekstur F0 (3,1%). Proporsi ikan gabus dan tepung tapioka memiliki perbedaan terhadap kandungan protein pada bakso dengan (p=0,000). Proporsi ikan gabus dan tepung tapioka memiliki perbedaan terhadap kandungan mineral zink pada bakso dengan (p=0,000). Ada perbedaan proporsi ikan gabus dan tepung tapioka terhadap tingkat kesukaan pada bakso. Bakso ikan gabus dan tepung tapioka dapat dijadikan makanan selingan untuk mencegah balita stunting dengan konsumsi bakso ikan gabus perlakuan yang paling diminati untuk zat gizi dan tingkat kesukaan (uji De Garmo) yaitu pada F0 sebanyak 3 buah dengan berat bakso ikan gabus 10 g untuk memenuhi zat gizi protein dan zink.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Almatsier S. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anindita P. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein dan Zink dengan Stunting (Pendek) pada Balita Usia 6-35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012. 1 (2): 617-626.

Aridiyah F.O., Rohmawati N., Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. E-jurnal Pustaka Kesehatan. 2015. 3 (1): 163-170.

AKG, 2019. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.

Nur Azizah., Iswoyo., Sri Haryati. Substitusi Daging Sapi dengan Daging Ikan Gabus terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Bakso. Jurnal Teknologi Pertanian. 2016. 2 (3): 1-8.

Midayanto, D., and Yuwono, S. Penentuan Atribut Mutu Tekstur Tahu untuk direkomendasikan Sebagai Syarat Tambahan dalam Standar Nasional Indonesia. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2014. 2 (4): 259-267.

Purukann. Pengaruh Penambahan Bubur Wortel (Daucus Carrota) dan Tepung Tapioka terhadap Sifat Fisikokimia dan Sensoris Bakso Ikan Gabus. 2013.

[Kemenkes] Kementerian Kesehatan. 2021. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta

.

[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2019. Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Stunting di Indonesi. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Kusudaryati D.P.D. Kekurangan Asupan Besi dan Seng Sebagai Faktor Penyebab Stunting pada Anak. Jurnal Profesi. 2014. 10: 58-46.

Khaira N., Misrahanum., Idroes R., Bahi M., Khairan. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Petroleum Eter Bawang Putih (Allium Sativum L) dengan Vitamin C terhadap Aktivitas Candida Albicans. Jurnal Natural. 2016. 16(1):37-42.

Lindenmayer. Interaction Between Zinc Deficiency and Enviromental Enterophaty in Developing Counturies. American Society of Nutrition. 2014. 5 (1): 1-6.

Rika R F. Pemanfaatan Ikan Gabus (Channa Striata) dan Tomat (Lypersion Esculentun Mill) Sebagai Penyedap Rasa Alami. Junal Proteksi Kesehatan. 2018. 7 (2): 94-100.

Salman Y., Syainah E., Rezkiah. Analisis Kandungan Protein, Zat Besi dan Daya Terima Bakso Ikan Gabus dan Daging Sapi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2018. 14 (1): 63-73.

Sahadewa, Sukma. 2011. Pengaruh Pemberian Zink terhadap Perbedaan Peningkatan Status Gizi pada Pasien HIV/AIDS. Fakultas Universitas Hasannudin. Makasar.

Sutomo B. 2009. Sukses Bisnis Bakso. Kriya Pustaka, Jakarta.

Sumarlin LO. 2010. Identifikasi Pewarna Sintetik pada Produk Pangan yang Beredar di Jakarta dan Ciputat. Artikel Karya Tulis Ilmiah. Universitas Indonesia. Depok.

Ulul Azmy dan Mundiastuti Luki. Konsumsi Zat Gizi pada Balita Stunting dan Non-Stunting di Kabupaten Bangkalan. Jurnal Unair. 2018. 2 (3): 292-298.

Ulva N. 2017. Daya Terima dan Nilai Gizi Bakso Ikan Layang dengan Penambahan Tepung Rebung. Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

Utomo D., Wahyuni R., Wiyono R. Pemanfaatan Ikan Gabus (Ophiocepthalus Striatus) Menjadi Bakso dalam Rangka Perbaikan Gizi Masyarakat dan Upaya Meningkatkan Nilai Ekonomisnya. Teknologi Pangan. 2019. 1 (1): 38-55.

[WHO] World Health Organization. 2010. Nutrition landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators Interpretattion Guid. Geneva: World Health Organization, Office Information.

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi: Edisi Terbaru. Jakarta: Gramedia Pusta Utama.

Widodo S., Hadi R., Ikeu T., Astawan M. Perbaikan Status Gizi Anak Balita dengan Intervensi Biskuit Berbasis Blondo, Ikan Gabus (Channa Striata) dan Beras Merah (Oryza Nivara). Journal Gizi Pangan. 2015. 10 (2): 85-92.

Winarno F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Edisi Terbaru, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Downloads

Published

2022-08-22

How to Cite

Ani Fitriani, Nurul Hekmah, Desya Medinasari Fathullah and Nany Suryani (2022) “Perbedaan Kandungan Protein, Zink, dan Tingkat Kesukaan Bakso Ikan Gabus (Channa Striata) Sebagai Makanan Selingan Balita : Differences in Protein Content, Zink, and Acceptance of (Channa Striata) Fishballs As A Snack for Toddlers”, JURNAL GIZI DAN KESEHATAN, 14(2), pp. 330–343. Available at: https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/350 (Accessed: 24 April 2024).