JURNAL GIZI DAN KESEHATAN https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK <p>&nbsp;</p> <table border="1"> <tbody> <tr> <td bgcolor="silver"><strong>Jurnal Gizi dan Kesehatan (JGK)</strong> registered with a number <strong>ISSN: 1978-0346 (Print)</strong> and <strong>ISSN: 2580-3751 (Online)</strong>. Jurnal Gizi dan Kesehatan, abbreviated as JGK, is a journal that contains original articles (research), case reports, bibliography summaries, and other writings that are related to the health sector. JGK accepts articles in Indonesian and English. The Indonesian language used is good and correct Indonesian based on the General Guidelines for Improved Indonesian Spelling and the General Guidelines for the formation of Terms. The English language used uses the rules of the English language</td> </tr> </tbody> </table> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Jurnal Gizi dan Kesehatan (JGK) has been indexed/registered/mentioned in&nbsp; :&nbsp;</strong></p> <p><a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6592" target="_blank" rel="noopener"><img src="/public/site/images/admin/sinta1.png"></a></p> UNIVERSITAS NGUDI WALUYO en-US JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 1978-0346 Pengembangan dan Validasi Media Edukasi Pengaturan Makan bagi Penderita Hipertensi https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/489 <p><em>Hypertension increases the risk of cardiovascular disease and stroke. An unhealthy diet and lack of knowledge about proper eating arrangements are major factors in the high rise in cases of hypertension. Therefore, it is necessary to develop more specific education to help regulate the eating of hypertensive patients. Develop and analyze the validity of the material, media leaflet on DASH diet meal regulation as an educational medium for hypertension in the work area of the Pecangaan Health Center. This study used the Research and Development (R&amp;D) method with the ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) approach. The research subjects consisted of 2 material validators, 2 media validators, and 10 respondents with hypertension. Data collection involves the validity of material experts and media experts, as well as the response of people with hypertension through filling out questionnaires. The results were analyzed descriptively quantitatively and qualitatively using CVI. Material experts and media experts gave very feasible results on all aspects with a score&gt; 0.80. The trial on 10 respondents received a good assessment. The average score of respondents on the material aspect (78%) is feasible category while the appearance and presentation aspect (82.5%) is very feasible category. Implementation of leaflet educational media for people with hypertension received a score of 81% with a very feasible category without suggestions, criticism, or input. The development of leaflet media is very feasible as a medium for educating hypertensive patients related to dietary management.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipertensi meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan tentang pengaturan makan yang tepat menjadi faktor utama dalam tingginya kenaikan kasus hipertensi. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan edukasi yang lebih spesifik untuk membantu pengaturan makan pasien hipertensi. Mengembangkan dan menganalisis validitas materi, media leaflet tentang pengaturan makan diet <em>DASH</em> sebagai media edukasi bagi hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode <em>Research and Development (R&amp;D)</em> dengan pendekatan <em>ADDIE</em> <em>(Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). </em>Subyek penelitian terdiri dari 2 validator materi, 2 validator media, dan 10 responden dengan hipertensi. Pengumpulan data melibatkan validitas ahli materi dan ahli media, serta respon penderita hipertensi melalui pengisian angket. Hasil analisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif menggunakan CVI. Ahli materi dan ahli media memberikan hasil sangat layak pada semua aspek dengan skor &gt;0,80. Uji coba pada 10 responden mendapatkan penilaian yang baik. Skor rata-rata responden pada aspek materi (78%) kategori layak sedangkana aspek tampilan dan penyajian (82,5%) kategori sangat layak. Implementasi media edukasi leaflet pada penderita hipertensi mendapatkan skor 81% dengan kategori sangat layak tanpa saran, kritik, atau masukan. Pengembangan media <em>leaflet </em>sangat layak sebagai media edukasi pasien hipertensi terkait pengelolaan diet. </p> Adinda Nova Mawwarda Meirina Dwi Larasati Ria Ambarwati Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 1 10 10.35473/jgk.v16i1.489 Hubungan Pengetahuan Label Halal dan Kesadaran Kesehatan dengan Keputusan pembelian Makanan Kemasan Halal pada Santri Pondok Pesantren Al-quran Al-amin Pabuwaran, Purwokerto https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/478 <p><em>Many packaged foods in Indonesia do not have halal product assurance. Therefore, it is important for the Muslim population in Indonesia to have knowledge of halal labeling so that they can carefully distinguish food that is safe to buy. People who have health awareness will prefer to buy halal packaged food because it has health guarantees. This study aims to determine the relationship between halal labeling knowledge and health awareness with the decision to purchase halal packaged food. The research method used analytic observations with a cross-sectional design. The population were all students of Pondok Pesantren Al-quran Al-amin Pabuwaran, Purwokerto, Central Java. The sample was selected using purposive sampling technique. Data was collected using a questionnaire which was analyzed using the chi-square test. Descriptive data is presented in the form of a frequency distribution table. The results showed that students' halal labeling knowledge was not related to students' halal packaged food purchasing decisions, and students' health awareness was related to students' halal packaged food purchasing decisions.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Banyak makanan kemasan di Indonesia yang belum memiliki jaminan produk halal. Oleh karena itu, penting bagi penduduk muslim di Indonesia memiliki pengetahuan label halal agar dapat membedakan makanan yang aman untuk dibeli. Masyarakat yang memiliki kesadaran kesehatan, akan lebih memilih membeli makanan kemasan halal karena memiliki jaminan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan label halal dan kesadaran kesehatan dengan keputusan pembelian makanan kemasan halal. metode penelitian menggunakan <em>observasional analitik </em>dengan desain <em>cross</em><em>-sectional</em><em>.</em> Populasi pada penelitian ini adalah seluruh santri Pondok Pesantren Al-quran Al-amin Pabuwaran, Purwokerto, Jawa Tengah. Sampel penelitian sebanyak 52 responden dipilih menggunakan teknik <em>purposive</em><em> sampling</em>. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji <em>chi-square. </em>Data deskriptif disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa pengetahuan label halal santri tidak berhubungan dengan keputusan pembelian makanan kemasan halal santri dan kesadaran kesehatan santri berhubungan dengan keputusan pembelian makanan kemasan halal santri.</p> Nafa Shifa Tsaniyah Indah Nuraeni Munasib Atikah Proverawati Izka Sofiyya Wahyurin Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-25 2024-01-25 16 1 11 22 10.35473/jgk.v16i1.478 Hubungan Pola Konsumsi Gaya Hidup dan Lingkungan dengan Obesitas pada Polisi (Studi di Kepolisian Resor Kabupaten Tanah Laut) https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/482 <p><em>Indonesia currently has three burdens of nutritional problems which are often called the triple burden, namely stunting, wasting, and obesity as well as macronutrient deficiencies such as anemia. Although police officers in their early careers are thought to be more physically active than the general population, studies show that police officers are more prone to obesity.</em><em> The purpose of this study was to determine the relationship between consumption patterns, lifestyle, and environment with obesity among police officers at the Tanah Laut District Police.</em><em> This type of research is analytic observational with a cross-sectional design. The population of this study were all police officers in the Tanah Laut District Police. Determination of the sample with a total sampling technique of 40 people. Analysis of the test data used is Spearman's rank test.Based on the results of the Spearman rank test, there is no relationship between energy intake (ρ: 0.418), carbohydrates (ρ: 0.453), fat (ρ: 0.148), protein (ρ: 0.410) and obesity. Lifestyle variable (ρ: 0.083) showed no relationship with obesity in the police. Finally, the environmental variable (ρ: 0.126) shows that there is no relationship between the environment and obesity among police officers.</em><em> It is suggested that the Tanah Laut District Police can carry out early detection and create a light exercise training program for police officers who are entering their late adulthood so that they can reduce obesity and for obese police they can pay more attention to consumption patterns that can cause obesity and can increase physical activity so that can reduce accumulated fat.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Indonesia saat ini mempunyai tiga beban masalah gizi yang sering disebut triple burden yaitu stunting, wasting, dan obesitas serta kekurangan zat gizi makro seperti anemia. Meskipun polisi di awal karir mereka dianggap lebih aktif secara fisik daripada populasi umum, studi menunjukkan bahwa polisi lebih rentan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan antara pola konsumsi, gaya hidup, dan lingkungan dengan obesitas pada polisi di Kepolisian Resor Kabupaten Tanah Laut. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain yang bersifat cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota polisi di Kepolisian Resor Kabupaten Tanah Laut. Penentuan sampel dengan teknik total sampling sebanyak 40 orang. Analisis data uji yang digunakan adalah uji rank spearman.Berdasarkan hasil uji rank spearman tidak ada hubungan antara asupan energi (ρ: 0,418), karbohidrat (ρ: 0,453), lemak (ρ: 0,148), protein (ρ: 0,410) dengan obesitas. Variabel gaya hidup (ρ: 0,083) menunjukkan tidak ada hubungan dengan obesitas pada polisi. Terakhir pada variabel lingkungan (ρ: 0,126) menunjukkan tidak ada hubungan lingkungan dengan obesitas pada polisi. Disarankan untuk Kepolisian Resor Kabupaten Tanah Laut bisa melakukan deteksi dini serta membuat program latihan olahraga ringan untuk anggota polisi yang sudah memasuki usia dewasa akhir agar dapat mengurangi obesitas dan untuk polisi yang obesitas bisa lebih memperhatikan pola konsumsi yang dapat menyebabkan obesitas serta dapat meningkatkan aktivitas fisik agar dapat mengurangi lemak yang menumpuk.</p> Mayang Resty Muliani Magdalena Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-25 2024-01-25 16 1 23 35 10.35473/jgk.v16i1.482 Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Seimbang, Aktivitas Fisik, dan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas pada Karyawan RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/471 <p><em>Obesity occurs due to complex abnormalities in the regulation of diet and energy metabolism controlled by several factors that cause obesity, namely genetics, diet, physical activity, nutritional knowledge, and lifestyle. The level of nutritional knowledge is an indirect factor affecting obesity. Lack of physical activity is a major risk factor for overweight and obesity. The diet that is the trigger of obesity and obesity is the consumption of large portions of food (more than needed), eating high energy, high fat, high in simple carbohydrates and low in fiber. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge of balanced nutrition, diet and physical activity with the incidence of obesity in employees of RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung. This research is an analytical descriptive research with a cross-setional approach. The subjects of the study amounted to 50 respondents obtained by total sampling technique. The results of this study showed that the majority of the level of knowledge of balanced nutrition was lacking (55.5%), moderate physical activity (61.1%), and more diet (80.5%). The results of the study using the Spearman Rank statistical test showed that the level of knowledge of balanced nutrition (p=0.018), physical activity (p=0.028), and diet (p=0.025) had a relationship with the incidence of obesity in employees of RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung. Nutrition officers, health workers, and hospital management are advised to educate all employees about balanced nutrition knowledge, and facilitate physical activity with regular exercise at work, and maintain a balanced nutritional diet so that obesity can be overcome. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Obesitas terjadi karena adanya kelainan kompleks pengaturan pola makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor penyebab terjadinya obesitas yaitu genetik, pola makan, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, dan gaya hidup. Tingkat pengetahuan gizi merupakan faktor tidak langsung yang memengaruhi obesitas. Aktivitas fisik yang kurang menjadi faktor risiko utama terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas. Pola makan yang merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas adalah konsumsi makan porsi besar (lebih dari kebutuhan), makan tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi seimbang, pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada karyawan RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross-setional</em>. Subjek penelitian berjumlah 50 responden yang diperoleh dengan Teknik total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas tingkat pengetahuan gizi seimbang kurang (55,5%), aktivitas fisik sedang (61,1%), dan pola makan lebih (80,5%). Hasil penelitian menggunakan uji statistik <em>Rank Spearman</em> menunjukkan tingkat pengetahuan gizi seimbang (p=0,018), aktivitas fisik (p=0,028), dan pola makan (p=0,025) memiliki hubungan dengan kejadian obesitas pada karyawan RSUD H. Badaruddin Kasim Tanjung. Petugas gizi, pihak promosi kesehatan, dan manajemen rumah sakit disarankan dapat memberikan edukasi kepada semua karyawan tentang pengetahuan gizi seimbang, dan memfasilitasi aktivitas fisik dengan olahraga teratur di tempat kerja, dan menjaga pola makan gizi seimbang agar obesitas dapat diatasi.</p> Lidya Sigit Yudhistira Nurul Hekmah Norhasanah Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-25 2024-01-25 16 1 36 44 10.35473/jgk.v16i1.471 Hubungan antara Tingkat Partisipasi Ibu dalam Kegiatan Posyandu dengan Pengetahuan Gizi Ibu dan Status Gizi Balita https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/468 <p><em>People’s low participation level in Posyandu activities still becomes one of the problems at Puskesmas in Banjarbaru. It can be observed from the D/S achievements that were still lower than the target set by the Puskesmas. D/S achievement at the Puskesmas Landasan Ulin (58.4%) in 2021 was still far from the target (90%). This study aimed to analyze the relation of mothers’ participation level in Posyandu activities to mothers’ nutritional knowledge and nutritional status of children under five. This observational study used a cross-sectional design involving 95 pairs of children under five and their mothers selected by the purposive sampling technique. This study was conducted from November to December 2022. The mothers’ participation level in Posyandu activities was assessed using questionnaires and the nutritional status of under-fives was determined using anthropometric measurements. The data were analyzed using the Spearman Rank test. The results showed that mothers’ participation level in Posyandu activities was associated with mothers’ nutritional knowledge (p=0.022; r=-0.234) but not associated to the nutritional status of children under five based on the WAZ index (p=0.888).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan Posyandu yang rendah masih menjadi salah satu masalah gizi di Puskesmas-Puskesmas Kota Banjarbaru. Hal ini dapat dilihat dari capaian D/S yang masih kurang dari target yang ditentukan oleh Puskesmas. Capaian D/S di Puskesmas Landasan Ulin (58,4%) pada tahun 2021 masih jauh dari target yang ditetapkan oleh Puskesmas tersebut (90%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu dengan pengetahuan gizi ibu dan status gizi balita. Penelitian observasional ini menggunakan desain <em>cross-sectional</em> yang melibatkan 95 pasang balita dengan ibunya yang diambil dengan teknik <em>purposive sampling</em>. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober hingga Desember 2022. Tingkat partipasi ibu dalam kegiatan Posyandu diperoleh menggunakan kuesioner dan status gizi balita ditentukan melalui pengukuran antropometri. Data dianalisis menggunakan uji Spearman Rank. Tingkat partisipasi ibu dalam kegiatan Posyandu berhubungan signifikan (p=0,022; r=-0,234) dengan pengetahuan gizi ibu tetapi tidak berhubungan dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U (p=0,888).</p> Siti Aisyah Solechah Norhasanah Nany Suryani Desya Medinasari Fathullah Ainun Nisa Nurul Hekmah Sigit Yudistira Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 45 52 10.35473/jgk.v16i1.468 Hubungan Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Status Gizi Lebih pada Remaja di Man 2 Jakarta Timur https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/467 <p><em>The problem of excess nutritional status in adolescents has an 80% chance of being obese as an adult. In 2018, Basic Health Research Data (Riskesdas) reported that Indonesia had a prevalence of obese nutritional status of 11.3% in adolescents aged 13 - 15 years. Overnutrition that occurs in adolescents can continue into adulthood and can cause non-communicable diseases such as cardiovascular disease, diabetes and cancer. This study aims to determine the relationship between nutritional knowledge, diet, and physical activity with overweight status in adolescents at MAN 2, East Jakarta. This research is a quantitative observational study with a cross-sectional design. The number of samples is 54 respondents taken by simple random sampling technique. The research instrument used a nutritional knowledge questionnaire, a semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ), a physical activity level (PAL) questionnaire, and anthropometric data. Research result show that as many as 36% of adolescents had malnutrition status, 34% of adolescents had good nutritional knowledge, 32% of adolescents had poor eating patterns, and 34% of adolescents with mild physical activity. For the results of bivariate analysis using the chi square test, it was found that all variables in this study had a significant relationship (p ≤0.05) with the incidence of overweight in adolescents at MAN 2, East Jakarta.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Masalah status gizi lebih pada remaja memiliki peluang 80% dengan kejadian obesitas saat dewasa. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 melaporkan bahwa Indonesia memiliki prevalensi status gizi gemuk sebanyak 11,3% pada remaja usia 13 – 15 tahun. Gizi lebih yang terjadi pada remaja dapat berlanjut hingga usia dewasa dan dapat menimbulkan penyakit tidak menular seperti kardiovaskular, diabetes, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, pola makan, dan aktivitas fisik dengan status gizi lebih pada remaja di MAN 2 Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, pola makan, dan aktivitas fisik dengan status gizi lebih pada remaja di MAN 2 Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anyak 36% remaja memiliki status tidak gizi lebih, 34% remaja memiliki pengetahuan gizi baik, 32% remaja memiliki pola makan tidak baik, dan 34% remaja dengan aktivitas fisik ringan. Untuk hasil analisis bivariat menggunakan uji <em>chi square</em> didapatkan hasil yaitu seluruh variabel pada penelitian ini memiliki hubungan yang signifikan (p ≤0,05) dengan kejadian status gizi lebih pada remaja di MAN 2 Jakarta Timur.</p> Fadhelina Luthfiah Azzahra Inne Indraaryani Suryaalamsah Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 53 60 10.35473/jgk.v16i1.467 Hubungan Shift Kerja, Kualitas Tidur dan Asupan Energi dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Bidang Produksi (Studi di PT. Q Kalimantan) https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/488 <p><em>The many demands from companies that are imposed on employees to complete work result in the performance of employees being not optimal and resulting in fatigue in the workforce. The occurrence of work fatigue will affect work motivation and work quality, causing decreased worker productivity and accidents. This research was conducted to determine the relationship between work shifts, sleep quality and energy intake with work fatigue at PT. Q Kalimantan. This type of research is analytic observational with cross sectional design. This research was conducted at PT. Q Kalimantan with a population of 200 people with a systematic sampling technique obtained 50 samples. How to collect data using a questionnaire and Food Recall 2 x 24 hours. Data analysis with rank Spearman Test. The results showed that 96% of the work shift system was appropriate, 82% of poor sleep quality, 60% of energy intake in the category of severe deficit and 80% of employees experiencing low levels of work fatigue. The results of the study show that there is a relationship between shift work and work fatigue in production employees. There is no relationship between sleep quality and work fatigue in production employees and there is no relationship between energy intake and work fatigue in production employees.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Banyaknya tuntutan dari perusahaan yang dibebankan kepada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan mengakibatkan kinerja dari karyawan menjadi tidak maksimal dan mengakibatkan kelelahan pada tenaga kerja. Terjadinya kelelahan kerja akan berpengaruh terhadap motivasi kerja dan kualitas kerja sehingga menyebabkan produktivitas pekerja menurun hingga kecelakaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan shift kerja, kualitas tidur dan asupan energi dengan kelelahan kerja di PT. Q Kalimantan. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desaian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Q Kalimantan dengan populasi sebanyak 200 orang dengan teknik systematic sampling didapatkan 50 sampel. Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan Food Recall 2 x 24 jam. Analisis data menggunakan rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96% sistem shift kerja sesuai, kualitas tidur buruk 82%, asupan energi kategori defisit tingkat berat 60% dan karyawan mengalami kelelahan kerja tingkat rendah 80%. Hasil peneltian menunjukkan ada hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan bidang produksi. Tidak ada hubungan kualitas tidur dengan kelelahan kerja pada karyawan bidang produksi dan tidak ada hubungan asupan energi dengan kelelahan kerja pada karyawan bidang produksi.</p> <p><strong> </strong></p> Ni Ketut Susanti Rusmini Yanti Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 61 69 10.35473/jgk.v16i1.488 Hubungan Obesitas Sentral dengan Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia Produktif https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/519 <p><em>Overweight or obesity occurs due to the imbalance between energy intake and expenditure. Several degenerative diseases such as hypertension and cardiovascular disease are associated with obesity. The development of these diseases does not only occur in the elderly but also in the productive age. This study aims to analyse the relationship between central obesity and the incidence of hypertension in women of productive age. Cross sectional design was used in this study involving 343 respondents selected through purposive sampling. The data were obtained by direct interview, anthropometric assessment, and blood pressure measurement. The data analysis used chi-square test to determine the relationship between variables. The result of the study showed that the total of 69.4% of respondents had an age range of 50-59 years. Most of respondents had an education level of elementary school (50.7%). There were 28.0% of respondents who had family history of hypertension. Most of respondents had central obesity status as assessed by waist circumference. The incidence of hypertension based on systolic and diastolic blood pressure was 33.5% and 32.7% respectively. There was a significant relationship between waist circumference and family history of hypertension with systolic and diastolic blood pressure (p-value &lt;0.05). The conclusion of the study is that women with central obesity and family history of hypertension are at risk of having high blood pressure. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi adalah penyebab utama kelebihan berat badan dan obesitas. Beberapa penyakit degeneratif seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskular memiliki kaitan dengan adanya obesitas pada seseorang. Perkembangan penyakit ini tidak hanya terjadi pada lansia saja tetapi juga pada usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara obesitas sentral dengan kejadian hipertensi pada wanita usia produktif. Desain <em>Cross Sectional</em> digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan sebanyak 343 responden yang dipilih melalui <em>purposive sampling</em>. Data didapatkan melalui wawancara secara langsung, penilaian antropometri, dan pengukuran tekanan darah. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Sebanyak 69.4% responden memiliki rentang usia 50-59 tahun. Sebagian besar responden memiliki Tingkat Pendidikan setara SD (50.7%). Terdapat 28.0% responden yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dari orang tua. Sebagian besar responden mengalami obesitas sentral yang dinilai melalui lingkar pinggang. Kejadian hipertensi pada responden berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 33.5% dan 32.7%. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dan riwayat hipertensi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik (<em>p-value</em> &lt; 0.05). Kesimpulan penelitian adalah wanita dengan obesitas sentral dan riwayat hipertensi dari orang tua berisiko memiliki tekanan darah yang tinggi.</p> Susi Nurohmi Purbowati Rizki Widyan Aisya Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 70 78 Hubungan Variasi Menu, Persepsi Besar Porsi dengan Asupan Energi Terhadap Status Gizi Narapidana https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/494 <p><em>Correctional institutions often have over capacity, South Kalimantan has over capacity reaching 255%. Pelaihari Class IIB State Detention Center is in 2nd place with excess capacity, namely 263.2%. The Pelaihari Detention Center does not yet have a Nutritionist whose job is to oversee the administration of food so that it affects intake and has an impact on the nutritional status of inmates. The aim of the study was to determine the relationship between menu variations, perceptions of portion size and energy intake on the nutritional status of prisoners. The aim of the study was to determine the relationship between menu variations, perceptions of portion size and energy intake on the nutritional status of prisoners. This research is an analytic observational with a cross sectional approach tested statistically using Spearman's rank. The sample is convicts in January - June 2022 with a total of 46 respondents. This research was conducted in April 2023 and located in the Class IIB Pelaihari Detention Center. The research variables are menu variations, perceptions of portion size, and energy intake of prisoners by interviewing questionnaires. The results of the study were that respondents rated menu variations as not varied, namely 45.7%, perceptions of portion sizes were not appropriate 31%, and good energy intake 82.6%. BMI calculation results normal nutritional status 78.3%. There is no relationship between menu variety and energy intake (p=0.060), there is no relationship between perceived portion size and energy intake (p=0.568) and there is a relationship between energy intake and nutritional status (p=0.018). Inmates at the Pelaihari Detention Center are expected to eat the food served at the detention center so that daily intake can be fulfilled optimally and nutritional status remains normal. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Lembaga pemasyarakatan sering terjadi over kapasitas, Kalimantan Selatan over kapasitas mencapai 255%. Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Pelaihari menduduki urutan ke-2 kelebihan kapasitas yaitu 263,2%. Rutan Pelaihari belum memiliki Ahli Gizi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan makanan sehingga mempengaruhi asupan dan berdampak pada status gizi narapidana. Tujuan penelitian mengetahui hubungan variasi menu, persepsi besar porsi dengan asupan energi terhadap status gizi narapidana. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional diuji statistik menggunakan rank Spearman. Sampel adalah narapidana pada bulan Januari – Juni 2022 sebanyak 46 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2023 dan lokasi di Rutan Kelas IIB Pelaihari. Variabel penelitian yaitu variasi menu, persepsi besar porsi, dan asupan energi narapidana dengan wawancara kuesioner. Responden menilai variasi menu tidak bervariasi yaitu 45,7%, persepsi besar porsi kurang sesuai 31%, dan asupan energi baik 82,6%. Hasil perhitungan IMT status gizi normal 78,3%. Hubungan variasi menu dengan asupan energi menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p=0,060), persepsi besar porsi dengan asupan energi menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p=0,568) dan asupan energi dengan status gizi menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,018). Narapidana di Rutan Pelaihari diharapkan menghabiskan makanan yang disajikan dirutan agar asupan harian dapat terpenuhi secara optimal dan status gizi tetap normal.</p> Ni Putu Sintha Dewi Aqnie Rijanti Abdurrachim Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 79 88 10.35473/jgk.v16i1.494 Hubungan Pijat Bayi dengan Kenaikan Berat Badan Bayi di Tirtonirmolo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/513 <p><em>Children are the future generation that needs special attention. One of the important support for child growth and development is optimal nutrition and stimulation. Baby massage is known as a traditional practice that stimulates the growth and development of children. Although this claim exists in various cultures, further research is still needed on the relationship between baby massage and weight gain in the local context of Tirtonirmolo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). This study aims to analyze the relationship between child massage and the increase in baby weight in Tirtonirmolo Village, Kasihan, Bantul, DIY. This research method is quantitative and has a cross-sectional study design. The subject of the research was selected with a view to selecting a total of 72 children. The data were collected by interview with a questionnaire. The results show that the majority of children receive regular massage 49 (68.1%) and 23 (31.9%) unregulary massage. There were 18 children (25.0%) who did not gain weight, and 54 children (75.0%) gained weight. The research results show that there is a relationship between baby massage and the weight gain of children. Children who get regular baby massage are less likely to gain weight.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Anak merupakan generasi masa depan yang membutuhkan perhatian khusus. Salah satu dukungan yang penting untuk tumbuh kembang anak adalah gizi dan stimulus yang optimal. Pijat bayi dikenal sebagai praktik tradisional yang berpotensi menstimulasi tumbuh kembang balita. Meskipun klaim ini telah ada dalam berbagai budaya namun masih diperlukan penelitian yang mendalam hubungan pijat bayi dan kenaikan berat badan dalam konteks lokal di Tirtonirmolo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi di Kelurahan Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, DIY. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain <em>Cross Sectional Study</em>. Subjek penelitian dipilih secara <em>purposive</em> sejumlah 72 balita. Data dikumpulkan secara wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar balita mendapatkan rutin pijat sebanyak 49 anak (68,1%) dan pijat tidak rutin sebanyak 23 anak (31,9%). Balita yang tidak mengalami kenaikan berat badan sebanyak 18 anak (25,0%) dan balita yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 54 anak (75,0%). Ada hubungan antara pijat bayi dengan kenaikan berat badan balita. Balita yang mendapatkan pijat bayi secara rutin cenderung memiliki kenaikan berat badan.</p> Hilda Kumaeroh Laeli Nur Hasanah Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 89 95 Determinan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Edison Jaar Tahun 2023 https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/464 <p><em>Stunting is a persistent nutritional issue in children that may begin during pregnancy, leading to impaired growth and resulting in a child's height being lower than expected for their age (dwarfism) (Izwardy, 2020). Stunting is a health concern demanding immediate attention, as emphasized by the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia Number 72 of 2021. In Indonesia, stunting in children under five years old poses a substantial public health challenge. This research aims to establish the correlation between determinant factors, including the history of pregnant mothers experiencing chronic energy deficiency (CED), pregnant mothers with anemia, infants born with low birth weight (LBW), and the history of exclusive breastfeeding, with the occurrence of stunting in children aged 24-59 months in the operational area of Edison Jaar Community Health Center. This correlational descriptive study adopts a case-control research design. The sample, comprising 106 participants, was selected using purposive sampling, with 53 cases and 53 controls. Data were analyzed using the chi-square test.The findings revealed that a history of pregnant mothers with CED (p=0.000, OR=6.006, 95% CI=2.191-16.464), a history of pregnant mothers with anemia (p=0.002, OR=4.655, 95% CI=1.843-11.755), a history of babies born with LBW (p=0.000, OR=5.867, 95% CI=2.245-2.915), and a history of exclusive breastfeeding (p=0.000, OR=33.683, 95% CI=11.287-100.522) were associated with stunting in children aged 24-59 months. It is crucial to enhance promotion, education, and health interventions that emphasize the significance of caregiving during the first 1000 days of life for both mothers and children. Improved coordination and advocacy across sectors are also essential to enhance maternal and child health services, addressing risk factors contributing to stunting in toddlers.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRA</strong><strong>K</strong></p> <p><em>Stunting</em> adalah masalah kurang gizi pada anak yang berlangsung lama yang menyebabkan gangguan pertumbuhan anak yaitu tinggi badan anak lebih rendah dari usianya (kerdil) (Izwardy, 2020). Stunting merupakan masalah kesehatan yang perlu segera diatasi (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021).<em>Stunting</em> pada anak di bawah lima tahun adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor determinan, seperti riwayat ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK), riwayat ibu hamil anemia, riwayat bayi berat badan lahir rendah (BBLR), dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan kejadian <em>stunting</em> pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Edison Jaar. Penelitian deskriptif korelatif ini menggunakan desain penelitian <em>case control</em> (kasus dan kontrol). Sampel dalam penelitian ini dipilih menggunakan metode <em>purposive sampling</em> dengan jumlah sampel sebanyak 106 yang kemudian dibagi menjadi 53 sampel sebagai kasus dan 53 sampel sebagai kontrol. Data dianalisis menggunakan uji <em>chi-square</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat ibu hamil dengan KEK (p=0,000, OR=6,006, 95% CI=2,191-16,464), riwayat ibu hamil dengan anemia (p=0,002, OR=4,655, 95% CI=1,843-11,755), riwayat bayi lahir dengan BBLR (p=0,000, OR=5,867, 95% CI=2,245-2,915), dan riwayat pemberian ASI eksklusif (p=0,000, OR=33,683, 95% CI=11,287-100,522) berhubungan dengan kejadian <em>stunting</em> pada anak usia 24-59 bulan. Promosi, edukasi dan intervensi kesehatan mengenai pentingnya pola asuh dalam 1000 hari pertama kehidupan pada ibu dan anak perlu ditingkatkan. Koordinasi dan advokasi dengan lintas sektor juga perlu diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan ibu dan anak agar dapat menangani faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian <em>stunting</em> pada balita.</p> Ladi Ainun Nisa Yulianti Siti Aisyah Solechah Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 96 112 10.35473/jgk.v16i1.464 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underweight pada Remaja SMA di Bekasi https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/504 <p><em>Underweight in adolescents has an impact on physical, mental, intellectual, and social health conditions. Other impacts include disruption of learning and cognitive abilities, as well as decreased concentration. Underweight is one of the multiple nutritional problems that occurs in Indonesia where there is an imbalance between nutritional intake and recommended needs. The prevalence of underweight among adolescents aged 16–18 years in Bekasi is 14.25% combined in the very thin and thin categories. The prevalence of underweight in Bekasi is quite high because it is above the national prevalence, so further research is needed regarding the factors that cause underweight in this area. This study aims to analyze the relationship between energy intake, macronutrients, nutritional knowledge, body image, and other factors (number of family members, family income) on the incidence of underweight in high school teenagers in Bekasi. This research is a quantitative research with a cross sectional study design. Data was collected from 103 teenagers obtained using simple random sampling techniques. Data on energy and macronutrient intake were obtained through interviews, data on nutritional knowledge, body image, number of family members and family income were obtained using a questionnaire. Meanwhile, underweight data was obtained using anthropometric measurements. Research data was analyzed using a two proportion difference test. Underweight among adolescents in Bekasi is significantly related to energy intake, macronutrients (protein, fat, carbohydrates), nutritional knowledge, and body image towards underweight. However, the number of family members and family income are not significantly related to underweight among high school teenagers in Bekasi. The researcher's advice is that it is hoped that students with poor nutritional status will improve their nutritional status with a healthy diet according to the recommendations for balanced nutrition.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><em>Underweight</em> pada remaja memiliki dampak terhadap kondisi kesehatan fisik, mental, intelektual, dan sosial. Dampak lainnya yaitu terganggunya kemampuan belajar dan kognitif, serta menurunnya konsentrasi. <em>Underweight</em> merupakan salah satu masalah gizi ganda yang terjadi di Indonesia di mana terdapat ketidakseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan yang telah dianjurkan. Prevalensi <em>underweight </em>pada remaja usia 16–18 tahun di Bekasi sebesar 14,25% gabungan kategori sangat kurus dan kurus. Prevalensi <em>underweight </em>di Bekasi tergolong cukup tinggi karena di atas prevalensi Nasional, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mengenai faktor penyebab <em>underweight</em> di wilayah ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan asupan energi, zat gizi makro, pengetahuan gizi, citra tubuh, dan faktor lainnya (jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga) terhadap kejadian <em>underweight</em> pada remaja SMA di Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi <em>cross sectional</em>. Data dikumpulkan dari 103 remaja yang diperoleh menggunakan teknik <em>simple random sampling</em>. Data asupan energi dan zat gizi makro diperoleh melalui wawancara, data pengetahuan gizi, citra tubuh, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan keluarga diperoleh menggunakan kuesioner. Sedangkan data <em>underweight </em>diperoleh menggunakan pengukuran antropometri. Data penelitian dianalisis menggunakan uji beda dua proporsi. <em>Underweight </em>pada remaja di Bekasi berhubungan signifikan dengan asupan energi, zat gizi makro (protein, lemak, karbohidrat), pengetahuan gizi, dan citra tubuh terhadap <em>underweight</em>. Namun, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga tidak berhubungan bermakna dengan <em>underweight</em> pada remaja SMA di Bekasi. Saran peneliti diharapkan siswa dengan status gizi kurang agar meningkatkan status gizi dengan pola makan sehat sesuai anjuran gizi seimbang.</p> Dewie Anatasya Karno Anna Fitriani Iswahyudi Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 113 123 10.35473/jgk.v16i1.504 Kandungan Zat Gizi Makro Beras Analog Berbahan Suweg dan Ikan Wader https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/531 <p><em>The majority of Indonesian people use rice as a staple food, the production of which continues to decrease. One of the efforts to meet the need for rice consumption in Indonesia is to make imitation rice or analog rice. Ingredients that have a high carbohydrate content that can be used as raw materials for making analog rice are tubers. Tubers that are often found in Semarang district include suweg (Amorphophallus paeoniifolius, Dennst). The source of protein in this analog rice comes from wader fish which are often found in Rawa Pening Lake, Semarang Regency. This study aims to determine the carbohydrate, protein, fat and fiber content of analog rice made from suweg and wader fish. The research was conducted for 2 months from September to November 2023. This research was carried out at the Food Laboratory of Ngudi Waluyo University. The type of research carried out was quantitative descriptive. The tools that will be used in this research are knives, basins, cutting boards, trays, ovens, blenders, mixers, 80 mesh sieves, digital scales, and analog rice extruders. The materials needed for this research are suweg, corn flour, tapioca flour, wader fish meal, and water. The steps for making analog rice are carried out by mixing 3250 grams of suweg flour, 500 grams of corn flour, 50 grams of tapioca flour and 1000 grams of wader fish meal. Analysis of nutritional content was calculated based on TKPI 2019, including carbohydrate, protein, fat and fiber levels. Based on calculation analysis using TKPI 2019, the results show that the nutritional content of analog rice per 100 grams is 62g carbohydrates; protein 18.3g; fat 1.7g; and 3.8g fiber. Analog rice made from suweg and wader fish has a lower carbohydrate content than commercial rice, while the protein, fat and fiber content is higher.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Masyarakat Indonesia mayoritas menjadikan beras sebagai makanan pokok, yang produksinya terus-menerus berkurang. Upaya ntuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras di Indonesia salah satunya adalah membuat beras tiruan atau beras analog. Bahan-bahan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan beras analog yaitu umbi-umbian. Umbi-umbian yang banyak dijumpai di kabupaten Semarang diantarnya suweg (<em>Amorphophallus paeoniifolius, </em>Dennst). Sumber protein dalam beras analog ini berasal dari ikan wader yang banyak ditemukan di danau Rawa pening, Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan serat beras analog berbahan suweg dan ikan wader. Penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai September hingga November 2023. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pangan Universitas Ngudi Waluyo. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif. Alat yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu pisau, baskom, talenan, nampan, oven, blender, mixer, ayakan 80 mesh, timbangan digital, dan ekstruder beras analog. Bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu suweg, tepung jagung, tepung tapioka, tepung ikan wader, dan air. Tahapan pembuatan beras analog dilakukan dengan mencampurkan tepung suweg 3250 gram, tepung jagung 500 gram, tepung tapioka 50 gram, dan tepung ikan wader 1000 gram. Analisis kandungan zat gizi dilakukan penghitungan berdasarkan TKPI 2019, meliputi kadar karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Berdasarkan analisis perhitungan menggunakan TKPI 2019 diperoleh hasil kandungan zat gizi beras analog per 100gram adalah karbohidrat 62g; protein 18,3g; lemak 1,7g; dan serat 3,8g. Beras analog berbahan suweg dan ikan wader memiliki kandungan karbohidrat lebih rendah dibandingkan beras komersial, sedangkan kandungan protein, lemak, dan serat lebih tinggi.</p> Sugeng Maryanto Dyah Kartika Wening Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 124 132 10.35473/jgk.v16i1.531 Kajian Status Gizi dan Daya Tahan Kardiorespirasi (VO2Max) pada Remaja Putri SMA di Banda Aceh https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/523 <p><em>Adolescence is a phase of life with high activity, so it requires adequate and appropriate body intake for optimal growth and development and a healthy and fit body. The aim of this research is to examine the nutritional status and fitness condition of young women in terms of cardiorespiratory endurance. This research was carried out at SMA IT AL-Fityan Banda Aceh in July–September 2023. The sample was female teenagers from grades 9 and 10 with the inclusion criteria being in good physical and mental health, no history of chronic or heart disease, willing to be as many respondents as possible. 60 female students. This type of research is a cross-sectional study, nutritional status data collection is carried out using measurements of body weight and height, while cardiorespiratory uses VO<sub>2</sub>Max assessments. Data were processed using IBM SPSS Statistics 25 with the chi square statistical test to see the relationship between the two variables. The results of the study showed that of the total of 60 respondents there were still 17 young women who had abnormal nutritional status (28.3%), and 20 people (33.3%) who had low cardiorespiratory endurance. The findings of this research are certainly important to pay attention to because abnormal conditions can have an impact on the health status of young women, but this research has not been able to prove the relationship between nutritional status and low cardiorespiratory endurance in adolescent girls (p-value &gt; 0.05).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Usia remaja merupakan fase kehidupan dengan aktivitas yang tinggi, sehingga menuntut pemenuhan asupan tubuh yang cukup dan tepat agar pertumbuhan dan perkembangan optimal serta memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status gizi serta kondisi kebugaran remaja putri dilihat dari daya tahan kardiorespirasi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA IT AL-Fityan Banda Aceh pada bulan Juli–September 2023. Sampel merupakan remaja putri siswa kelas XI-XII dengan kriteria inklusi dalam keadaan sehat jasmani rohani, tidak memiliki riwayat penyakit kronis dan jantung, bersedia menjadi responden sebanyak 60 siswi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian <em>crossectional</em>, pengumpulan data status gizi dilakukan dengan menggunakan pengukuran berat badan dan tinggi badan,sedangkang kardiorespirasi menggunakan penilaian VO<sub>2</sub>Max. Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistic 25 dengan uji statistic chi square untuk melihat hubungan kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total 60 orang responden masih terdapat remaja putri yang memiliki status gizi tidak normal sebanyak 17 orang (28,3%), dan memiliki daya tahan kardiorespirasi rendah 20 orang (33,3%). Temuan hasil penelitian ini tentunya penting menjadi perhatian sebab kondisi ketidaknormalan dapat berdampak kepada status kesehatan remaja putri, untuk itu perlu dilakukan upaya lebih lanjut dalam penanggulangannya. Namun sangat disayangkan penelitian ini belum mampu membuktikan hubungan status gizi terhadap kondisi rendahnya daya tahan kardiorespirasi pada remaja putri (p-value &gt; 0,05), artinya status gizi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi pada remaja putri.</p> Dini Junita Agus Hendra Al-Rahmad Farah Fajarna Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 133 140 Penerapan Health Belief Model pada Anak Bawah Lima Tahun (BALITA) Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Salatiga https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/521 <p><em>Stunting is a condition where children do not grow well because they do not receive healthy food for a long time, making them shorter than other children their age. The health belief model (HBM) can identify people's health and illness concepts and behavior related to stunting and can be used as a portrait of behavior in reducing stunting. Only now has research on stunting and identifying public health perspectives according to the HBM perspective, especially in Salatiga City. This study looks at the HBM picture of stunted children and the relationship between HBM components and the incidence of stunting through the height for age z-score (HAZ). This research uses numbers and measurements to examine a large group of children simultaneously. The criteria for respondents in this study were children aged 0-59 months and stunted, indicated as -2SD (standard deviation) based on the child's growth curve (WHO, 2020). Data collection occurred in April-May 2023 in the Salatiga City Health Center Working Area. Based on the HBM components, it was found that perceived vulnerability, perceived severity, perceived benefits, perceived obstacles, cues to action, and self-efficacy were higher in the category of stunted children but were not significantly related to the HAZ score (p&gt;0.05). Future research can explore the behavior of children, mothers, and children related to stunting.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Stunting adalah kondisi dimana anak tidak tumbuh dengan baik karena tidak mendapat makanan sehat dalam jangka waktu lama sehingga membuatnya lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya. Model keyakinan kesehatan (HBM) dapat mengidentifikasi konsep dan perilaku sehat dan sakit masyarakat terkait stunting dan dapat dijadikan potret perilaku dalam menurunkan stunting. Belum banyak penelitian mengenai stunting dan identifikasi perspektif kesehatan masyarakat menurut perspektif HBM yang belum banyak dilakukan khususnya di Kota Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran HBM anak stunting dan hubungan komponen HBM dengan kejadian stunting melalui z-score height for age (HAZ). Penelitian ini menggunakan angka dan pengukuran untuk meneliti sekelompok besar anak secara bersamaan. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah anak usia 0-59 bulan dan stunting yang terindikasi -2SD (standar deviasi) berdasarkan kurva tumbuh kembang anak (WHO, 2020). Pengumpulan data terjadi pada bulan April sampai Mei 2023 di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Salatiga. Berdasarkan uji chi-square, penelitian ini tidak menemukan hubungan antara 6 komponen HBM dengan skor HAZ. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, isyarat untuk bertindak, dan efikasi diri terhadap kejadian stunting dengan skor HAZ (p&gt;0,05). Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi perilaku anak, ibu, dan anak terkait stunting.</p> Arum Natijati Sarah Melati Davidson Arwyn Weynand Nusawakan Copyright (c) 2024 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2024-01-28 2024-01-28 16 1 141 151