JURNAL GIZI DAN KESEHATAN https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK <p> </p> <table border="1"> <tbody> <tr> <td bgcolor="silver"><strong>Jurnal Gizi dan Kesehatan (JGK)</strong> registered with a number <strong>ISSN: 1978-0346 (Print)</strong> and <strong>ISSN: 2580-3751 (Online)</strong>. Jurnal Gizi dan Kesehatan, abbreviated as JGK, is a journal that contains original articles (research), case reports, bibliography summaries, and other writings that are related to the health sector. JGK accepts articles in Indonesian and English. The Indonesian language used is good and correct Indonesian based on the General Guidelines for Improved Indonesian Spelling and the General Guidelines for the formation of Terms. The English language used uses the rules of the English language. Each published article is charged Rp. 400,000.00 (APC: ArticleProcessing Charge)</td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> <p><strong>Jurnal Gizi dan Kesehatan (JGK) has been indexed/registered/mentioned in : </strong></p> <p><a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/6592" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://jurnalgizi.unw.ac.id/public/site/images/admin/sinta1.png" /></a></p> UNIVERSITAS NGUDI WALUYO en-US JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 1978-0346 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Pemberian ASI di Bidan Praktik Mandiri Desa Ketanireng Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/566 <p><em>Exclusive breastfeeding in East Java shows that 40.05% of babies receive exclusive breastfeeding of 12.01%, partial breastfeeding and 1.45% predominant. The picture of exclusive breastfeeding coverage in Ketanireng Village Independent Practice midwives is also still low, at 11%. The purpose of this study was to determine whether family support, maternal motivation, early breastfeeding, economic status, working status, absence of family support are factors that influence the pattern of exclusive breastfeeding. To find out whether the support of health workers is a factor that influences predominant breastfeeding patterns. And to find out whether the support of family and the surrounding environment, the mother's attitude is a factor that influences the pattern of partial breastfeeding for infants in the Independent Midwife Practice of Ketanireng Village, Prigen District, Pasuruan Regency. This study used a qualitative descriptive approach. A sample of 10 main informants and 3 key informants were determined using the purposive sampling method using a data collection method in the form of Focus Group Disscussion (FGD). The results showed that there were driving and inhibiting factors in the selection of breastfeeding patterns in the independent practice midwives of Ketanireng Village. Driving factors for exclusive breastfeeding include: 1) Family Support 2). Mother's motivation. While the inhibiting factors of exclusive breastfeeding are: 1). Early MP-ASI 2). Economic Status 3) Working Status 4). The absence of family support. Driving factors in predominant breastfeeding include: 1) Health Worker Support. And the driving factors for partial breastfeeding include: 1) Family and Environmental Support 2) Mother's Attitude.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pemberian ASI eksklusif di Jawa Timur menunjukkan 40,05% bayi mendapat ASI Eksklusif sebesar 12,01%, ASI parsial dan 1,45% predominan. Gambaran cakupan ASI eksklusif pada bidan Praktik Mandiri Desa Ketanireng juga masih rendah, yaitu 11%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya dukungan keluarga, motivasi ibu, MP-ASI dini, status ekonomi, status bekerja, tidak adanya dukungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI eksklusif. Untuk mengetahui apakah dukungan tenaga kesehatan merupakan merupakan faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI predominan. Dan untuk mengetahui apakah dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, sikap ibu merupakan faktor yang mempengaruhi pola pemberian ASI parsial pada bayi di Bidan Praktik Mandiri Desa Ketanireng Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sampel sejumlah 10 informan utama dan 3 informan kunci yang ditentukan menggunakan metode <em>purposive sampling</em> dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa <em>Focus Group Disscussion</em> (FGD). Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor pendorong pada pemberian ASI eksklusif yaitu : Dukungan Keluarga dan Motivasi Ibu. Sedangkan faktor penghambat pemberian ASI secara eksklusif yaitu : MP-ASI Dini, Status Ekonomi, Status Bekerja, dan Tidak adanya dukungan keluarga. Faktor pendorong pada pemberian ASI predominan yaitu : Dukungan Tenaga Kesehatan. Dan Faktor pendorong pada pemberian ASI parsial yaitu : Dukungan Keluarga dan Lingkungan serta sikap Ibu.</p> Nanda Salsabila Fatihatur Rizqy Siti Sulandjari Rahayu Dewi Soeyono Cleonara Yanuar Dini Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 1 8 10.35473/jgk.v17i1.566 Hubungan Paparan Literasi Digital Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pemenuhan Gizi Seimbang dalam Menu Harian (Studi pada Pegawai Kantor Poltekkes Kemenkes Yogyakarta) https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/587 <p><em>Non-communicable diseases (NCDs) are the main cause of disease burden. The increase in the prevalence of non-communicable diseases in Indonesia, especially catastrophic ones, has resulted in the Special Region of Yogyakarta being among the top 10 provinces with the most NCDs in Indonesia. Sleman is one of the regions in Yogyakarta that has a high prevalence. One of the efforts to reduce the prevalence of NCDs is community literacy towards health. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of digital literacy of the fulfillment of balanced nutrition with the level of knowledge, attitudes, and practices (PSP) of fulfilling balanced nutrition. Methods: descriptive crosssectional with survey instruments using gform questionnaires sent to respondents. The sampling technique was not randomized quota sampling based on the order of the name of the telephone number of the Yogyakarta Poltekkes Kemenkes employees and took a minimum sample size of 30 respondents. The results showed that the level of health digital literacy regarding the fulfillment of balanced nutrition of most respondents was good (83.3%), for the level of knowledge most were in the moderate category by 86.7%, while for the level of attitude most were in the supportive category by 53.3%, and for the level of practice most were in the good category by 90%. The results of the correlation test between the level of health digital literacy about fulfilling balanced nutrition with the level of knowledge, attitudes, and behavior showed no relationship because p&gt; 0.05. This shows that </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama dari beban penyakit. Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia khususnya katastropik di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam 10 provinsi dengan PTM terbanyak di Indonesia. Sleman merupakan salah satu wilayah DIY yang memiliki prevalensi tinggi. Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi PTM yaitu literasi masyarakat terhadap kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat literasi digital pemenuhan gizi seimbang dengan tingkat pengetahun, sikap, dan praktik (PSP) pemenuhan gizi seimbang. Metode : deskriptif <em>crosssectional </em>dengan instrumen survei menggunakan kuesioner gform yang dikirim ke responden. Teknik sampling tidak acak <em>quota sampling</em> berdasarkan keterwakilan karakteristik pekerjaan pegawai Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dan mengambil minimum jumlah sampel responden sebanyak 30 orang<em>. </em>Hasil menunjukkan bahwa tingkat literasi digital kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang sebagian besar responden baik (83,3%), untuk tingkat pengetahuan sebagian besar pada kategori sedang sebesar 86,7%, sedangkan untuk tingkat sikap sebagian besar pada kategori mendukung sebesar 53,3%, dan untuk tingkat praktik sebagian besar pada kategori baik sebesar 90%. Hasil uji korelasi hubungan antara tingkat literasi digital kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku menunjukkan hasil tidak ada hubungan karena p&gt; 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat literasi digital kesehatan dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik pemenuhan gizi seimbang pada pegawai Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.</p> Diana Andriyani Pratamawati Sunarti Dyah Suryani Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 9 17 10.35473/jgk.v17i1.587 Hubungan Ketidakpuasan Tubuh dan Gangguan Makan dengan Status Gizi Mahasiswa https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/599 <p><em>Nutritional status is condition of body as a result of the use</em><em> and absorption of food. National</em><em> prevalence of nutritional status </em><em>was underweight 9</em><em>,3%, normal 55</em><em>,3%, overweight 13</em><em>,6% and obes</em><em>e 21</em><em>,8%. Body dissatisfaction plays a role in development of eating disorders. Eating disorders are characterized by changes in</em><em> poor eating behavior, negative perceptions about body shape and inappropriate weight management. Aim</em><em> of this study was to analyze relationship between body dissatisfaction and eating disorders </em><em>with nutritional status of </em><em>college students. </em><em>Design used </em><em>was cross sectional. Sample</em><em> in this study was 117 </em><em>college students at Kusuma Husada University, Surakarta</em><em> taken using purposive sampling technique. Body dissatisfaction was measured using contour drawing rate scale (CDRS), eating disorders using 26-item eating attitude test (EAT-26) and nutritional status using body mass index (BMI). Data analysis used chi square and Fisher's exact tests. Results</em><em> of analysis showed that most respondents felt dissatisfied with bodies (90</em><em>,6%). Most respondents were not at risk of eating disorders (7</em><em>,5%). Most respondents had normal nutritional status (54</em><em>,7%). There</em><em> was no relationship between body dissatisfaction and nutritional status (p=0</em><em>,752). </em><em>Although, there </em><em>was</em><em> relationship between eating disorders and nutritional status (p=0</em><em>,037). </em><em>Conclusion</em><em> in this study </em><em>was that there </em><em>was relationship between eating disorders and nutritional status</em><em>, however there </em><em>was no relationship between body dissatisfaction and the nutritional status of </em><em>college</em><em> students.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Prevalensi status gizi secara nasional adalah kurus 9,3%, normal 55,3%, berat badan lebih 13,6% dan obesitas 21,8%. Ketidakpuasan tubuh memiliki peran dalam perkembangan gangguan makan. Gangguan makan ditandai dengan perubahan perilaku makan menjadi kurang baik, persepsi negatif tentang bentuk tubuh dan pengaturan berat badan yang kurang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan ketidakpuasan tubuh dan gangguan makan dengan status gizi mahasiswa. Desain yang digunakan adalah <em>cross sectional</em>. Sampel pada penelitian ini sebanyak 117 mahasiswa di Universitas Kusuma Husada Surakarta yang diambil dengan teknik <em>quota sampling</em>. Ketidakpuasaan tubuh diukur dengan <em>contour drawing rate scale</em> (CDRS), gangguan makan dengan <em>eating attitude test</em> 26 item (EAT-26) dan status gizi dengan indeks massa tubuh (IMT). Analisis data menggunakan uji <em>chi square</em>. Hasil analisis menunjukkan sebagian responden merasa tidak puas dengan tubuhnya (90,6%). Sebagian besar reponden tidak berisiko mengalami gangguan makan (73,5%). Sebagian besar responden memiliki status gizi normal (54,7%). Tidak ada hubungan ketidakpuasan tubuh dengan status gizi mahasiswa (<em>p</em>=0,752). Ada hubungan gangguan makan dengan status gizi mahasiswa (<em>p</em>=0,037). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan gangguan makan dengan status gizi namun tidak ada hubungan ketidakpuasan tubuh dengan status gizi mahasiswa.</p> Dyah Ayu Kusuma Wardani Dewi Kusumawati Budi Prasetyo Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 18 27 10.35473/jgk.v17i1.599 Daya Terima Bakpia dengan Penambahan Tepung Pati Ganyong dan Tepung Ikan Lele Sebagai Snack Tinggi Energi Tinggi Protein untuk Remaja https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/592 <p><em>Chronic Energy Deficiency is a condition of nutritional problems that occurs due to an imbalance in energy and protein intake over a long period of time. Teenagers need good nutritional intake to meet their needs. Unfulfilled nutritional intake will cause nutritional problems. Efforts to provide adolescents with nutritious food can be done by providing distractions that are high in energy and high in protein. To find out the formulation, acceptability and analysis of macro nutrients (carbohydrates and protein). This research method is an experiment with a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) with organoleptic tests on 30 untrained panelists. Furthermore, a nutritional content test was carried out using proximate analysis. The energy content of bakpia canna starch flour and catfish flour per is 391.06 Kcal, protein 9.21%, fat 17.02%, carbohydrates 50.26% in 100 g bakpia. Based on the Kruskal wallis test, there was a significant influence between the acceptability of bakpia with canna starch flour and catfish flour on taste and aftertaste. The results of the research show that bakpia canna starch flour and catfish flour can be used as an alternative high-energy, high-protein snack.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kekurangan Energi Kronis merupakan suatu kondisi masalah gizi yang terjadi akibat adanya ketidakseimbangan asupan energi dan protein dalam jangka waktu yang lama. Remaja membutuhkan asupan gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhannya. Asupan gizi yang tidak terpenuhi akan menyebabkan masalah gizi Upaya pemenuhan makanan bergizi pada remaja dapat dilakukan dengan pemberian selingan yang tinggi energi dan tinggi protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi bakpia, daya terima serta analisis zat gizi makro (Karbohidrat dan protein). Metode penelitian ini adalah eskperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial dengan uji organoleptik pada panelis tidak terlatih sebanyak 30 orang. Penentuan nilai gizi menggunakan analisis proksimat. Formula bakpia tepung pati ganyong dan tepung ikan lele yang terpilih adalah F1 (70:30). Kandungan energi bakpia tepung pati ganyong dan tepung ikan lele per 100 gram yaitu 391,06 Kkal, protein 9,21 %, lemak 17,02 %, karbohidrat 50,26 %.. Berdasarkan uji <em>Kruskal wallis</em> terdapat pengaruh yang signifikan antara daya terima bakpia tepung pati ganyong dan tepung ikan lele dengan Rasa dan <em>Aftertaste</em>. Hasil penelitian menunjukkan bakpia tepung pati ganyong dan tepung ikan lele ini bisa digunakan sebagai alternatif selingan tinggi energi tinggi protein.</p> <p><strong> </strong></p> Gusti Madya Nurhafifa Imelda Telisa Muzakar Muzakar Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 28 39 10.35473/jgk.v17i1.592 Kadar MDA (Malondialdehyde) dan Aktivitas SOD (Superoxide Dismutase) pada Tikus Defisiensi Vitamin D dan Kalsium https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/732 <p><em>Vitamin D and calcium deficiencies are often associated with increased oxidative stress. Oxidative stress conditions can cause cell damage and metabolic stress and induce degenerative diseases. Several parameters that are often used to measure oxidative stress are MDA (malondialdehyde) and SOD (superoxide dismutase) which can be found in blood or body tissue. This study aims to determine MDA levels and SOD activity in the livers of mice with vitamin D and calcium deficiency. This research used a pre-experimental design with a static group comparison design. A total of 12 male Wistar white rats (Rattus novergicus) were divided into two groups. The first group (K+) is a healthy control group without any treatment and the second group (K-) is a deficiency group given feed without vitamin D and calcium content (Modified AIN-93M (vitamin D and calcium depleted)). After 14 days of treatment, the MDA levels and SOD activity in the liver tissue were seen. MDA levels were measured using TBARS (Thiobarbituric Acid Reactive Substances) and SOD activity was measured using the Superoxide Dismutase (SOD) Activity Assay Kit. The results showed that MDA levels in the deficiency group (K-) were higher than in the control group (p&lt;0.001) and SOD activity was lower than in the control group (p&lt;0.001). MDA levels were higher and SOD activity was lower in the group of deficient mice (K-) compared to the group of healthy control mice (K+). Vitamin D and calcium deficiency conditions increase oxidative stress conditions in the liver of rat.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Defisiensi vitamin D dan kalsium sering dihubungkan dengan peningkatan stress oksidatif. Kondisi stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan sel dan stress metabolik dapat menginduksi penyakit degenerative. Beberapa parameter yang sering digunakan untuk mengukur stres oksidatif yaitu MDA (<em>malondialdehyde</em>) dan SOD (<em>super</em><em>oxide</em><em> dismutase</em>) yang bisa ditemukan di darah atau jaringan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar MDA dan aktivitas SOD pada organ hati tikus dengan defisiensi vitamin D dan kalsium. Penelitian ini menggunakan rancangan pra-eksperimental (<em>pre-experimental</em>) dengan design <em>static group comparison</em>. Sebanyak 12 ekor tikus putih (<em>Rattus novergicus</em>) jantan galur <em>Wistar</em> dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama (K+) yaitu kelompok kontrol sehat tanpa diberikan perlakuan apapun dan kelompok kedua (K-) yaitu kelompok defisiensi dengan diberikan pakan tanpa kandungan vitamin D dan kalsium (AIN-93M Termodifikasi (<em>vitamin D and calcium depleted</em>))<em>.</em> Setelah 14 hari perlakuan, dilihat kadar MDA dan aktivitas SOD di jaringan organ hati. Pengukuran kadar MDA menggunakan TBARS (<em>Thiobarbituric acid reactive substances)</em> dan pengukuran aktivitas SOD dengan menggunakan <em>Superoxide Dismutase</em> (SOD) <em>Activity Assay Kit</em>. Hasil penelitian menunjukkan kadar MDA pada kelompok defisiensi (K-) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (p&lt; 0.001) dan aktivitas SOD lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol (p&lt;0.001). Kadar MDA lebih tinggi dan aktivitas SOD lebih rendah pada kelompok tikus defisieni (K-) dibandingkan kelompok tikus kontrol sehat (K+). Kondisi defisiensi vitamin D dan kalsium meningkatkan kondisi stres oksidatif pada organ hati tikus.</p> Untari Gemala Anjani Faizah Fulyani Reza Achmad Maulana Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 40 47 10.35473/jgk.v17i1.732 The Relationship of Dietary Intake and Nutritional Status to the Risk of Eating Disorders among University Students in Yogyakarta, Indonesia https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/731 <p>Eating disorders are linked to poor nutritional status, often driven by dietary inadequacies such as caloric restriction or unhealthy eating behaviors. A university student was a vulnerable group in terms of susceptible to develop eating disorders. Understanding how dietary intake and nutritional status contribute to eating disorders’ risk is essential. This study aim to examining the relationship between dietary intake, nutritional status, and eating disorders’ risk among university students in Yogyakarta, Indonesia. We conducted a cross-sectional study in June-August 2024, assessing dietary intake via a 24-hour food record and analyzing nutritional status by body mass index (BMI). Eating disorders’ risk was measured using the EAT-26 questionnaire. Results indicated that 90.4% of students had deficient dietary intake, 4.8% low dietary intake, and the rest were moderate and adequate. While 11.9% students were underweight, 52.4% had normal BMI, and the remainder were overweight or obese. Dietary intake did not significanly related with eating disorders’ risk, but nutritional status significantly relateated (p 0.033). In conclusion, most participants had energy intake deficits but dietary intake was not significantly associated to eating disorders’ risk. Nutritional status, however, was significantly associated with eating disorders’ risk, with underweight individuals being particularly vulnerable.</p> Nurina Habibah Aisyah Novita Amri Rio Jati Kusuma Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 48 56 10.35473/jgk.v17i1.731 Pengaruh Media Edukasi Nutri Case ULTAJAS (Ular Tangga Jajanan Sehat) terhadap Pengetahuan dan Sikap Konsumsi Jajanan Sehat Siswa Kelas V di SDN 101866 Batang Kuis https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/733 <p><em>School children are one of the groups of snack food connoisseurs, the habit of eating unhealthy and unnutritious snacks has a bad impact on health, one of which is diarrhea causing a lack of fluids. By consuming healthy, safe and nutritious snack food, it can meet nutritional needs for the growth and development process of children. This study aims to: Determine the influence of nutri case educational media on knowledge, attitudes and interactions of nutri case educational media for the selection and consumption of healthy snacks for grade V students of SDN 101866 Batang Kuis. This study uses a quantitative research method with a quasi-experimental design (one-group pre-test - post-test design). Methods and Techniques This research uses data collection, namely the Likert scale questionnaire instrument and data analysis techniques, namely the Chi Square test, and the Anova Multivariate test. The results of the study showed that: with the Chi Square test, there was an influence of nutri case educational media on knowledge of 0.000 and P-Value&lt;0.05, in addition, the results of the analysis showed that there was no influence of nutri case educational media on attitudes of 0.778 and P-Value&gt;0.05, In the Multivariate Anova test, the results were obtained that there was an influence of nutri case educational media on knowledge and attitudes for the selection and consumption of healthy snacks with the results of Wilks' Lambda having an F-count value of 13.497 with a significance of 0.000&lt;0.05, which means that there is an influence between nutri case educational media together on the knowledge and attitude of healthy snack consumption of grade V students of SDN 101866 Batang Kuis. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Anak sekolah menjadi salah satu kelompok penikmat makanan jajanan, kebiasaan makan jajanan yang tidak sehat dan tidak bergizi berdampak buruk bagi kesehatan salah satunya diare menyebabkan kekurangan cairan. Mengkonsumsi makanan jajanan yang sehat, aman dan bergizi dapat mencukupi kebutuhan nutrisi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui pengaruh media edukasi <em>nutri case</em> terhadap pengetahuan, sikap serta interaksi media edukasi <em>nutri case</em> untuk pemilihan dan konsumsi jajanan sehat siswa kelas V SDN 101866 Batang Kuis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain <em>quasi eksperiment</em> (<em>one-group pre-test</em> - <em>post-test design</em>). Metode dan Teknik Penelitian ini menggunakan pengumpulan data yaitu intrumen angket skala likert dan teknik analisis data yaitu uji <em>Chi Square</em>, serta uji <em>Multivariate Anova.</em> Hasil penelitian menunjukkan bahwa: dengan uji <em>Chi Square</em> terdapat pengaruh media edukasi <em>nutri case</em> terhadap pengetahuan sebesar 0,000 dan P-<em>Value</em>&lt;0,05, selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh media edukasi<em> nutri case</em> terhadap sikap sebesar 0,778 dan P-<em>Value</em>&gt;0,05, Pada uji <em>Multivariate Anova</em> didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh media edukasi <em>nutri case</em> terhadap pengetahuan dan sikap untuk pemilihan dan konsumsi jajanan sehat ada pengaruh antara media edukasi <em>nutri case</em> secara bersama terhadap pengetahuan dan sikap konsumsi jajanan sehat siswa kelas V SDN 101866 Batang Kuis. </p> Dewi Syahfitri Fitri Dian Nila Sari Siti Nurlani Chatrine Virginia Tamara Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 57 66 10.35473/jgk.v17i1.733 Hubungan Pola Makan, Tingkat Stres, dan Durasi Tidur dengan Status Gizi pada Mahasiswa Tingkat Akhir https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/639 <p><em>Final-year students often face various academic, social, and emotional pressures that can affect their diet, stress levels, and sleep duration. The combination of these three factors can potentially affect nutritional status, which is an important indicator of health and productivity. The impact of nutritional intake on nutritional status can be seen from body mass index. Someone who is overweight or underweight is at risk of health problems. This study aims to determine the relationship between diet, stress levels, and sleep duration with nutritional status in final-year nursing students at MH. Thamrin University in 2024. This research method uses an analytical observational design with a cross-sectional approach to measure the independent variables of diet, stress level, sleep duration, and the dependent variable of nutritional status. The results of the study on final-year nursing students at MH University and Thamrin University showed that 49.2% of respondents had a thin nutritional status, 61.1% experienced stress, 54.8% had a poor diet, and 64.3% had poor sleep duration. (p-value = 0.087).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Mahasiswa tingkat akhir sering menghadapi berbagai tekanan akademik, sosial, dan emosional yang dapat memengaruhi pola makan, tingkat stres, dan durasi tidur mereka. Kombinasi dari ketiga faktor ini berpotensi memengaruhi status gizi, yang merupakan indikator penting kesehatan dan produktivitas. Dampak asupan gizi terhadap status gizi dapat dilihat dari indeks massa tubuh. seseorang yang mengalami berat badan lebih dan berat badan kurang berisiko mengalami masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan, tingkat stress, dan durasi tidur dengan status gizi pada mahasiwa keperawatan tingkat akhir Universitas MH. Thamrin tahun 2024. Metode penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk mengukur variabel independent pola makan, tingkat stres, durasi tidur dan variabel dependen status gizi. Hasil penelitian pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir Universitas MH. Thamrin menunjukkan bahwa 49,2% responden memiliki status gizi kurus, 61,1% mengalami stres, 54,8% memiliki pola makan kurang baik, dan 64,3% memiliki durasi tidur yang buruk. (<em>p-value </em>= 0,087).</p> Riska Amelia Sarah Mardiyah Wiwit Wijayanti Slamet Santoso Kurniawan Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 67 77 10.35473/jgk.v17i1.639 Edukasi Kesehatan dan Gizi pada Forum Anak di Kawasan Rentan Kekerasan https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/605 <p><em>Children's forums at the village level do not have an optimal role in health service accessibility. The children intended in this study are in the category of adolescents aged 12-18 years. This study was conducted to describe the importance of adolescent health and nutrition education, and to analyze the role of the Children's Forum in violence-prone areas in health access. The study was carried out using qualitative methods and phenomenological descriptive approaches. Data was obtained from observation and filling out adolescent healthy lifestyle questionnaires, health and nutrition accessibility questionnaires through the Youth Posyandu. Data analysis was carried out by triangulation of sources and techniques. The results of the study show that adolescent health and nutrition education needs to be carried out in a structured manner with continuous assistance by the right parties. It is also known that the Children's Forum has an important role in the accessibility of adolescent health in violence-prone areas. It was concluded that health and nutrition education at the Children's Forum in violence-prone areas can be carried out by optimizing adolescent health service posts (Posyandu) for adolescents, establishing health and nutrition service centers, and adolescent counseling on an ongoing basis.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Forum anak di tingkat desa belum memiliki peran optimal dalam aksesibilitas layanan kesehatan. Anak yang dimaksudkan pada studi ini adalah kategori remaja dengan usia 12-18 tahun. Studi ini dilakukan untuk mendeskripsikan pentingnya pendidikan kesehatan dan gizi remaja, dan menganalisis peran Forum Anak di kawasan rentan kekerasan pada akses kesehatan. Studi dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif fenomenologis. Data diperoleh dari observasi dan pengisian kuesioner gaya hidup sehat remaja, kuesioner aksesibilitas kesehatan dan gizi melalui Posyandu Remaja. Analisis data dilakukan dengan triangulasi sumber dan teknik. Hasil studi menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dan gizi remaja perlu dilakukan secara terstruktur dengan pendampingan berkelanjutan oleh pihak yang tepat. Diketahui pula bahwa Forum Anak memiliki peran penting dalam aksesibilitas kesehatan remaja di Kawasan rentan kekerasan. Disimpulkan bahwa edukasi kesehatan dan gizi pada Forum Anak di kawasan rentan kekerasan dapat dilakukan dengan optimalisasi pos pelayanan kesehatan remaja (Posyandu) Remaja, dibentuknya sentra layanan kesehatan dan gizi, dan konseling remaja secara berkelanjutan.</p> Iin Purnamasari Suwarno Widodo Sugeng Maryanto Nur Cholifah Siska Dea Novitasari Vanes Ufi Safarah Novia Eka Rahmawati Ajeng Ayu Nur Fitriyani Afim Rofkhul Roim Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 78 86 10.35473/jgk.v17i1.605 Daya Terima Soygurt pada Siswa Sekolah Dasar di Wilayah Ungaran Barat sebagai Jajanan Sehat Berbasis Pangan Lokal https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/749 <p><em>The school-age child is a growing age group that is actively engaged in a multitude of activities. It is not possible to meet the nutritional needs of schoolchildren in an optimal manner. To support growth and development and physical activity, it is essential to fulfill the nutritional needs of children. One effective approach is to provide them with healthy snacks. The objective of this study was to ascertain the level of acceptability and preference for soy yogurt as a healthy snack for school-aged children, with the utilization of locally sourced ingredients. This research is a descriptive study, wherein the level of liking and acceptability of soygurt are described based on indicators of color, taste, texture, and aroma. Data were collected through interviews with untrained panelists using the scoring method. The results indicated that the product was rated highly in terms of taste (94.12%), with relatively lower ratings for aroma (52.94%). Overall, soygurt was perceived as a healthy snack for school-age children, offering potential nutritional benefits</em><em>.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Anak usia sekolah merupakan kelompok usia masa pertumbuhan yang aktif dalam melakukan berbagai macam kegiatan. Pemenuhan kebutuhan gizi anak sekolah belum dapat dilakukan secara optimal. Pemenuhan kebutuhan untuk mendukung tumbuh kembang dan aktivitas fisik sangat diperlukan yang salah satunya adalah melalui konsumsi jajanan sehat. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat kesukaan dan daya terima soygurt sebagai jajanan sehat pada anak usia sekolah dengan pemanfaatan sumber bahan pangan lokal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggambarkan tingkat kesukaan dan daya terima soygurt berdasarkan indikator warna, rasa, tekstur dan aroma. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara kepada panelis tidak terlatih dengan metode skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa memiliki tingkat kesukaan yang berbeda dengan nilai tertinggi pada indikator rasa (94,12%) dan tingkat kesukaan yang kurang pada indikator aroma (52,94%) dan memiliki daya terima dengan kategori baik (91,37%). Soygurt dapat diterima sebagai jajanan sehat untuk anak usia sekolah dengan kandungan gizi yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.</p> Puji Afiatna Dyah Kartika Wening Indri Mulyasari Sugeng Maryanto Anisa Puspitasari Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 87 94 10.35473/jgk.v17i1.749 Hubungan Pengetahuan Gizi dan Faktor Lainnya dengan Pola Konsumsi Sayur dan Buah pada Remaja SMA Negeri 6 Depok https://jurnalgizi.unw.ac.id/index.php/JGK/article/view/743 <p><em>Fruits and vegetables are foods that contain micronutrients needed for adolescents’s body metabolims. Lack of it can cause several nutrition problems that are influenced by internal factors, including physiological needs and characteristics, preferences, psychosocial development, beliefs, body image, and health status. External factors include family size and characteristics, parental habits, nutrition knowledge, peers, and other factors. To determine the relationship of nutrition knowledge and other factors with vegetable and fruit consumption patterns among adolescents at SMA Negeri 6 Depok. It was an analytical observational research with a cross sectional study design at SMAN 6 Depok in February-May 2024. The sample was 70 adolescents who were taken by Simple Random Sampling. Data on nutrition knowledge, vegetable and fruit preferences were taken using questionnaires. Vegetable and fruit consumption patterns were taken using the Food Frequency Questionnaire form and body image data were taken using a body image questionnaire. The data was analyze using chi-square test with SPSS. Most adolescents rarely consume vegetables and fruits (62,9%). There is no significant relationship between nutrition knowledge (pvalue = 0.912), body image (pvalue = 0.960), vegetable and fruit preferences (pvalue = 1.000) on vegetable and fruit consumption patterns<strong>. </strong>Nutrition knowledge, body image and vegetable and fruit preferences were not associated with fruit and vegetable consumption patterns among adolescents at SMAN 6 Depok. It needs support from parents and school to increase knowledge and awareness about fruit and vegetable consumption to meet the daily needs. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang mengandung zat gizi mikro yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Kurangnya konsumsi sayur dan buah pada remaja dapat menyebabkan beberapa masalah gizi yang dipengaruhi oleh faktor internal, diantaranya kebutuhan dan karakteristik fisiologis, preferensi, perkembangan psikososial, kepercayaan, citra tubuh, dan status kesehatan. Faktor eksternal, diantaranya besar dan karakteristik keluarga, kebiasaan orangtua, pengetahuan gizi, teman sebaya, dan faktor lainnya. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan faktor lainnya dengan pola konsumsi sayur dan buah pada remaja di SMA Negeri 6 Depok. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi <em>cross sectional</em>. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Depok pada bulan Februari-Mei 2024. Jumlah sampel 70 orang yang diambil secara <em>Simple Random Sampling</em>. Data pengetahuan gizi, preferensi sayur dan buah diambil dengan menggunakan pengisian kuesioner. Data pola konsumsi sayur dan buah diambil menggunakan form FFQ (<em>Food Frequency Questionnaire</em>) dan data citra tubuh diambil menggunakan kuesioner citra tubuh. Analisis data menggunakan uji <em>chi-square</em> dengan SPSS. Sebagian besar remaja jarang mengonsumsi sayur dan buah (62,9%). Tidak ada hubungan signifikan pengetahuan gizi (<em>pvalue</em> = 0,912 ), citra tubuh (<em>pvalue</em> = 0,960), preferensi sayur dan buah (<em>pvalue =</em> 1,000 ) terhadap pola konsumsi sayur dan buah. Pengetahuan gizi, citra tubuh dan preferensi sayur dan buah tidak berhubungan dengan pola konsumsi sayur dan buah pada remaja di SMAN 6 Depok. Maka, perlu dukungan dari orangtua dan sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya konsumsi sayur dan buah setiap harinya agar tercukupinya kebutuhan gizi.</p> Dianty Puspita Kusuma Dewi Walliyana Kusumaningati Copyright (c) 2025 JURNAL GIZI DAN KESEHATAN 2025-01-29 2025-01-29 17 1 95 104 10.35473/jgk.v17i1.743