DAYA TERIMA FORMULASI MINUMAN BERBAHAN KEDELAI DAN LABU KUNING

ACCEPTABILITY FOR FORMULATION OF DRINKS MADE FROM SOYBEAN AND PUMPKIN

Authors

  • Chori’ah Liestyaningsih Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
  • Sugeng Maryanto Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
  • Purbowati Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/jgk.v10i23.42

Keywords:

Daya Terima, Formulasi Minuman, Kedelai, Labu Kuning

Abstract

Background: Functionalfood is food or drinks that contains ingredients that can improve health status  and  prevent  certain  diseases  as  well  as  acceptable  in  knowledge.  Some  functional  foods high in antioxidants are soy and pumpkin.

Objectives :The  research  aimed  to  describe  the acceptability,  nutritional  value  and  antioxidant activity of soybean based and pumpkin.

Methods: This research used experimental design of randomized complete design approach with one  factor.  The  samplestested  were  formulations  of  1  (25%  soybeans  +  75%  pumpkin), formulation  2(50%  soybeans  +  50%  pumpkin),  and  formulation  3  (75%  soybeans  +  25% pumpkin).  Data  analysis  was  a  descriptive  analysis  of  percentages  and  descriptive  analysis statistic frequency.

Results :Accaptability from  the  three  formulations  obtained  the  highest  results  formulation  1  : 78.59%  the  category  is  likes,  then  formulation  2  :  69.69%  the  category  is  likes,  and  the  lowest formulation  3  :  51.75%  category  is  neutral.  Nutritional  analysisiresults  were  known  in  the formulations 1 contains carbohydrates lavels were 9.35%, dieatary fiber was 3.50% and asl was 3.89% which was bigger while the formulation 3 had protein was  4.65%, fat 2.81%, and water 36.32%  which  was  higher.  While  the  total  highest  energy  was  on  on  formulation  2  was  69.71 kcal/100  grams.  The  highest  antioxidant  activity    was  in  formulation  1:  22.408%,  then  the formulation 2 : 20.201%, and the lowest is formulation 3: 19.766%.

Conclusion : Third formulation of drinks made from soy and pumpkin can be accepted. Nutrient content on the levels of carbohydrates, fiber, and highest asl is in formulation 1, levels of protein, fat, and water at the highest is in formulation 3, and the greatest total energy is in formulation 2, whereas the highest antioxidant activityis informulation1.

Abstrak :

Latar Belakang: Pangan fungsional merupakan makanan atau minuman yang mengandung bahan-bahan yang dapat meningkatkan status kesehatan dan mencegah penyakit tertentu serta dapat diterima secara sensori. Beberapa pangan fungsional tinggi antioksidan adalah kedelai dan labu kuning.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan daya terima, nilai gizi dan aktivitas antioksidan formulasi minuman berbahan kedelai dan labu kuning.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan rancangan acak lengkap satu faktor. Sampel yang diuji coba adalah formulasi 1 (kedelai 25% + labu kuning 75%), formulasi 2 (kedelai 50% + labu kuning 50%), dan formulasi 3 (kedelai 75% + labu kuning 25%). Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan analisis deskriptif statistik frekuensi.

Hasil : Daya terima dari tiga formulasi diperoleh hasil tertinggi formulasi 1 : 78,59% suka, lalu formulasi 2 : 69,69% suka, dan terendah formulasi 3 : 51,75% netral. Kandungan nilai gizi dari formulasi 1 memiliki kadar karbohidrat 9,35%, serat kasar 3,50% dan abu 3,89%  lebih besar dan formulasi 3 memiliki kadar protein yaitu 4,65%, lemak 2,81%, dan air 36,32% lebih tinggi. Dengan total energi tertinggi pada formulasi 2 : 69,71 kkal/100 gram. Aktivitas antioksidan tertinggi formulasi 1 : 22,408%, lalu formulasi 2 : 20,201%, dan terendah formulasi 3 : 19,766%.

Simpulan : Ketiga formulasi minuman berbahan kedelai dan labu kuning dapat diterima. Kandungan gizi pada kadar karbohidrat, serat kasar, dan abu tertinggi pada formulasi 1, kadar protein, lemak, dan air tertinggi pada formulasi 3, dan total energi terbesar pada formulasi 2, sedangkan akvitas antioksidan tertinggi pada formulasi 1.

Downloads

Download data is not yet available.

References

AOAC. 1997. Official method of analysis of the association of official analyt ical of chemist. Arlington, Virginia, USA: Published by The Association of Official Analit ycal Chemist, Inc.

Aritonang, I. 2014. Penyelenggaraan Makanan. Yogyakarta (ID) : penerbit Leutika dengan CEBios dan Jurusan Gizi-Poltekkes Yogyakarta.

Astawan M. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama

Astawan M. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Jakarta: Penebar Swadaya.

Astawan, M. 2011. Pangan Fungsional untuk Kesehatan yang Optimal. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.

Astawan, M. 2017. Upaya Pengembangan Pangan Lokal menjadi Pangan Fungsional. Disampaikan pada “Simposium Gizi 2017 : Peran Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal dalam Terapi Penyakit”, Semarang 29 April 2017.

Chedea, V.S and Mitsuo, J. Inhibitor of Soybean Lipoxygenases-Structural and Activity Models for the Lipoxygenase Isoenzymes Family. http://www.intechopen.com. Diakses tanggal 3 Maret 2017.

Ginting, L.N. 2011. Karakteristik Beberapa Labu Kuning. Fak. Pertanian, USU, Medan.

Handayani, W., Ahmad, R., & Mohammad, R.I. 2009. Susu Kedelai Menurunkan Resistensi Insulin pada Rattus norvegicus Model Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kedokteran Brawijaya.volume XXV, No. 2: 60-66.

Khaerunnisa. 2015. Evaluasi Jenis Pengolahan Terhadap Daya Terima Organoleptik Pada Terur Infentril Sisa Hasil Penetasan. Skripsi. Makasar : Universitas Hasanudin Makasar.

Kridawati, A. 2011. Pemanfaatan Isoflavon untuk Kesehatan. Jurnal Respati. Volume. I No. 1: 71-80.

Kristianingsih, Z. 2010. Pengaruh Substitusi Labu Kuning Terhadap Kualitas Brownies Kukus. Skripsi. Semarang : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.

Kumunaningrum,E. 2015. Analisa Tahapan Inovasi Pada Produk Minuman Sari Kedelai, Soy Fasion. AGORA. Volume 3: No. 1:651-565: 2015.

Koswara, S. 2009. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek). EbookPangan.com.Madukwe, E., Paul, E.E. 2012. Chemical Evaluation and Sensory Attributes of Soymilk Fortified with Carrot Powder. African Journal of Food Science. Volume 6 (20):pp. 483 – 486 : 26 Oktober 2012.

Mardhiyyah, Y.S. 2016. Aktivitas Antioksidan serta Inhibisi Lipase dan A-Amilase pada Tempe dengan Pengasaman Spontan dan Pengasaman dengan Penambahan Asidulan. Tesis. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Marsono, Y. 2007. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Disampaikan pada Seminar Nasional dalam Rangka “National Food Technology Competition (NFTC) 2007.

Marsono, Y. 2008. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi 2008. Volume. 7 No. 1.

Sugitha, I.M., Bambang A.H., I Wayan, G.S.Y. 2015. Penentuan Formula Biskuit Labu Kuning (Cucurbita moschata) sebagai Pangan Diet Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Media Ilmiah Teknologi Pangan. Volume 2, No. 2: 098-105, ISSN: 2407-3814.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriyono, T., Retno, M., Nurrahman. 2014. Kandungan Beta Karoten, Polifenol Total, dan Aktivitas “Merantas” Radikal Bebas Kerfir Susu Kacang Hijau (Vignaradiata) oleh Pengaruh Jumlah Starter (Lactobacillus bulgaricus dan Candida Kerfir) dan Konsentrasi Glukosa. Jurnal Gizi Indonesia. Volume 2, No. 2, Juni 2014: 64-71, ISSN : 1859-4942)

Downloads

Published

2018-01-04

How to Cite

Liestyaningsih, C. ., Maryanto, S. . and Purbowati (2018) “DAYA TERIMA FORMULASI MINUMAN BERBAHAN KEDELAI DAN LABU KUNING: ACCEPTABILITY FOR FORMULATION OF DRINKS MADE FROM SOYBEAN AND PUMPKIN”, JURNAL GIZI DAN KESEHATAN, 10(23), pp. 51–61. doi: 10.35473/jgk.v10i23.42.

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 > >>