Gambaran Pemberian Makanan Baduta Stunting Usia 12-24 Bulan
Description of Parenting Patterns of Feeding of Stunted Infants Aged 12-24 Months
DOI:
https://doi.org/10.35473/jgk.v16i2.535Abstract
Stunting is a chronic condition in toddlers that describes the inhibition of body growth due to long-term nutritional deficiencies. One of the factors that play a role in the occurrence of stunting is improper feeding parenting. Improper feeding parenting causes babies to not get enough nutrient intake so that baby growth is inhibited. To determine the parenting pattern of feeding stunted infants aged 12-24 months in the area of Public Health Center (Puskesmas) Tlogosari Wetan Semarang. This research was a descriptive study with a cross-sectional design. Subjects were taken using the total sampling method. The subjects used were 18 stunted infants aged 12-24 months with 3 infants included in the study exclusion. This study took data in the form of parenting practices in feeding, food diversity, and complementary feeding. Data on feeding parenting patterns were obtained by filling out questionnaires independently by respondents using a modified Child Feeding Questionnaire (CFQ) questionnaire based on the type of food, amount of food, and food schedule with a total of 15 questions. Food diversity data was obtained by direct interview method using the Individual Dietary Diversity Score (IDDS) form instrument through 24-hour Food Recall. Data on complementary feeding was obtained using a direct interview method using a questionnaire form. Data on complementary feeding was obtained by direct interview method using a questionnaire form based on the frequency given, food texture, and portion of complementary feeding to under-five children. Most of the respondents' feeding parenting was appropriate, complementary foods were given appropriately based on frequency and texture, while complementary foods were given inappropriately based on portion, and the subject's food diversity was high. Parenting style of feeding (15 respondents), appropriate complementary feeding based on frequency (12 subjects) and based on texture (13 subjects) and inappropriate complementary feeding based on portion (11 subjects), high food diversity (14 subjects).
ABSTRAK
Stunting merupakan kondisi kronis pada balita yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan tubuh karena kekurangan zat gizi dalam jangka panjang. Salah satu faktor yang berperan dalam terjadinya kejadian stunting adalah pola asuh pemberian makanan yang tidak tepat. Pola asuh pemberian makanan yang tidak tepat menyebabkan bayi tidak mendapatkan asupan zat gizi yang cukup sehingga pertumbuhan bayi menjadi terhambat. Mengetahui gambaran pola asuh pemberian makanan baduta stunting usia 12-24 bulan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan subjek menggunakan metode total sampling. Subjek yang digunakan yaitu 18 baduta stunting usia 12-24 bulan dengan 3 baduta masuk dalam eksklusi penelitian. Penelitian ini mengambil data berupa praktik pola asuh pemberian makanan, keragaman pangan, dan pemberian MPASI. Data pola asuh pemberian makanan diperoleh dengan cara pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden menggunakan kuesioner Child Feeding Questionnaire (CFQ) yang telah dimodifikasi berdasarkan jenis makanan, jumlah makanan, dan jadwal makanan dengan jumlah soal sebanyak 15 pertanyaan. Data keragaman pangan diperoleh dengan metode wawancara secara langsung kepada responden menggunakan instrument formulir Individual Dietary Diversity Score (IDDS) melalui Food Recall 24 jam. Data pemberian MPASI diperoleh dengan metode wawancara secara langsung menggunakan formulir kuesioner berdasarkan frekuensi yang diberikan, tekstur makanan, dan porsi pemberian MPASI kepada baduta. Sebagian besar pola asuh pemberian makanan responden tepat, pemberian MPASI secara tepat berdasarkan frekuensi dan tekstur, sedangkan MPASI diberikan tidak tepat berdasarkan porsinya, dan keragaman pangan subjek tinggi. Pola asuh pemberian makanan tepat (15 responden), pemberian MPASI secara tepat berdasarkan frekuensi (12 subjek) dan berdasarkan tekstur (13 subjek) serta pemberian MPASI secara tidak tepat berdasarkan porsi (11 subjek), keragaman pangan tinggi (14 subjek).
Downloads
References
Aboagye, R. G., Seidu, A. A., Ahinkorah, B. O., Arthur-Holmes, F., Cadri, A., Dadzie, L. K., Hagan, J. E., Eyawo, O., & Yaya, S. (2021). Dietary diversity and undernutrition in children aged 6–23 months in sub-saharan africa. Nutrients, 13(10), 1–22. https://doi.org/10.3390/nu13103431
Amanda, R. D. (2021). Hubungan pemberian MP-ASI dan tingkat pendidikan terhadap kejadian stunting pada balita: literature review. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(2), 407–412.
Anggarini, S. P., Astrika Yunita, F., Eka Nurma Yuneta, A., & Nur Dewi Kartikasari, M. (2020). HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN BERAT BADAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN WONOREJO KABUPATEN KARANGANYAR Correlation Between Breastfeeding Complementary Feeding Patterns And Infant Body Weight 6-12 Months. PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan Aplikasinya, 8(1), 48–66.
Baliwati, Y. F., Briawan, D., & Melani, V. (2015). Pengembangan Instrumen Penilaian Kualitas Konsumsi Pangan Pada Rumah Tangga Miskin Di Indonesia. Gizi Indonesia, 38(1), 63. https://doi.org/10.36457/gizindo.v38i1.168
Chandrasekhar, S., Víctor, |, Aguayo, M., Krishna, V., & Nair, R. (2017). Household food insecurity and children’s dietary diversity and nutrition in India. Evidence from the comprehensive nutrition survey in Maharashtra. https://doi.org/10.1111/mcn.12447
Dinas Kesehatan Kota Semarang. (2022). Upaya Percepatan Penurunan Stunting Kota Semarang. Dkk Semarang.
Fauzi Muhamad, Wahyudin, A. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Balita dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas X Kabupaten Indramayu. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 2(1), 13. http://ejurnal.stikesrespati-tsm.ac.id/index.php/semnas/article/view/257
Food and Agriculture Organization (FAO). (2013). Guidelines for measuring household and individual dietary diversity. In Fao. www.foodsec.org
Hikmahrachim, H. G., Rohsiswatmo, R., & Ronoatmodjo, S. (2020). Impact of Exclusive Breastfeeding on Stunting among Child Aged 6-59 Months in Kabupaten Bogor at 2019. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 3(2), 77–82. https://journal.fkm.ui.ac.id/epid/article/view/3425/pdf
Kemenkes. (2018). Buletin Stunting. Kementerian Kesehatan RI, 301(5), 1163–1178.
Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang.
Kusumawardhani, I., Gunawan, I. M. A., & Aritonang, I. (2017). ASI Eksklusif, Panjang Badan Lahir, Berat Badan Lahir Rendah Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Puskesmas Lendah II Kulon Progo. Naskah Publikasi, 74(15), 1–13. https://doi.org/10.1021/j100709a023
Lailatul, M., & Ni’mah., C. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia, 10(2015), 84–90. https://doi.org/Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: hlm. 84–90 terdiri
Larasati, D. A., Nindya, T. S., & Arief, Y. S. (2018). Hubungan antara Kehamilan Remaja dan Riwayat Pemberian ASI Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pujon Kabupaten Malang. Amerta Nutrition, 2(4), 392. https://doi.org/10.20473/amnt.v2i4.2018.392-401
Lestari, W., Margawati, A., & Rahfiludin, Z. (2014). Risk factors for stunting in children aged 6-24 months in the sub-district of Penanggalan, Subulussalam, Aceh Province. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 3(1), 37–45. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/8752/7081
Lestiarini, S., & Sulistyorini, Y. (2020). Perilaku Ibu pada Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) di Kelurahan Pegirian. Jurnal PROMKES, 8(1), 1. https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.1-11
M’Kaibi, F. K., Steyn, N. P., Ochola, S. A., & Du Plessis, L. (2017). The relationship between agricultural biodiversity, dietary diversity, household food security, and stunting of children in rural Kenya. Food Science and Nutrition, 5(2), 243–254. https://doi.org/10.1002/fsn3.387
Marfuah, I. N. (2022). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stunting Pada Balita Usia 6-23 Bulan di Puskesmas Gondangrejo (Analisis Data Sekunder Tahun 2021).
Marlani, R., Neherta, M., & Deswita, D. (2021). Gambaran Karakteristik Ibu yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Balita Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(3), 1370. https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i3.1748
Mentari, S., & Hermansyah, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Upk Puskesmas Siantan Hulu. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 1(1), 1. https://doi.org/10.30602/pnj.v1i1.275
Mustamin, M., Asbar, R., & Budiawan, B. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015. Media Gizi Pangan, 25(1), 25. https://doi.org/10.32382/mgp.v25i1.56
Nugraheni, D., Nuryanto, N., Wijayanti, H. S., Panunggal, B., & Syauqy, A. (2020). Asi Eksklusif Dan Asupan Energi Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Usia 6 – 24 Bulan Di Jawa Tengah. Journal of Nutrition College, 9(2), 106–113. https://doi.org/10.14710/jnc.v9i2.27126
Nur Hadibah Hanum. (2019). Hubungan Tinggi Badan Ibu dan Riwayat Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. Amerta Nutrition, 3(2), 78–84. https://doi.org/10.2473/amnt.v3i2.2019.78-84
Nurhidayati, T., Rosiana, H., & Rozikhan, R. (2020). USIA IBU SAAT HAMIL DAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN. Midwifery Care Journal, 1(5), 122–126. https://doi.org/10.31983/MICAJO.V1I5.6491
Nurmayasanti, A., & Mahmudiono, T. (2019). Status Sosial Ekonomi dan Keragaman Pangan Pada Balita Stunting dan Non-Stunting Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk. Amerta Nutrition, 3(2 SE-Original Articles), 114–121. https://doi.org/10.20473/amnt.v3i2.2019.114-121
Ochola, S., & Masibo, P. K. iny. (2014). Dietary Intake of Schoolchildren and Adolescents in Developing Countries. Annals of Nutrition and Metabolism, 64(Suppl. 2), 24–40. https://doi.org/10.1159/000365125
Ogechi, U. P., & Chilezie, O. V. (2017). Assessment of dietary diversity score, nutritional status and socio-demographic characteristics of under-5 children in some rural areas of Imo state, Nigeria. Malaysian Journal of Nutrition, 23(3), 425–435.
Prakhasita, R. C. (2018). Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya. Skripsi, 1–119.
Priyono, D. I. P., Sulistiyani, & Leersia, Y. R. (2015). Determinan Kejadian Stunting pada Anak Balita Usia 12-36 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang (Determinants of Stunting among Children Aged 12-36 Months in Community Health Center of Randuagung, Lumajang Distric). Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(2), 349.
Rahmah, A. A., Yani, D. I., Eriyani, T., & Rahayuwati, L. (2023). Hubungan Pendidikan Ibu Dan Keterpaparan Informasi Stunting Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Stunting. Journal of Nursing Care, 6(1), 1–10.
Rambu Podu, R., & Nuryanto. (2017). Pola Asuh Pemberian Makan pada Balita Stunting Usia 6-12 Bulan di Sumba Nusa Tenggara Timur. Jurnal Of Nutrition College, 6, 83–89. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16897
Riskesdas Jawa Tengah. (2018). Riskesdas Provinsi Jawa Tengah. In Kementerian Kesehatan RI.
Rismawati, Rahmiwati, A., & Febry, F. (2015). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat KORELASI PERILAKU KADARZI TERHADAP STATUS GIZI BALITA CORRELATION OF KADARZI BEHAVIOR ON THE NUTRITIONAL STATUS PENDAHULUAN Keadaan gizi yang baik merupakan daya manusia yang berkualitas . Masalah gizi permanen , tidak dap. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 6(3), 195–201.
Rusmil, V. K., Ikhsani, R., Dhamayanti, M., & Hafsah, T. (2019). Relationship between caregiver behavior in young child feeding practice among children aged 12-23 months with stunting at suburban area. Sari Pediatri, 20(6), 1–5. https://www.researchgate.net/publication/333169080_Hubungan_Perilaku_Ibu_dalam_Praktik_Pemberian_Makan_pada_Anak_Usia_12-23_Bulan_dengan_Kejadian_Stunting_di_Wilayah_Kerja_Puskesmas_Jatinangor
Setiyo, T., Ani, Y., Nuryanto, M., Science, N., & Program, S. (2019). Faktor Risiko Kejadian Stunting Anak Usia 1-2 Tahun Di Daerah Rob Kota Pekalongan Risk Factor for Stunting Among 1-2 Years Children in Tidal Area Pekalongan City. Jurnal Riset Gizi, 7(2), 83–90.
Sudirman, N. A. (2022). Hubungan ASI Ekslusif dan MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita 6-24 Bulan. In Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/20486
UNICEF. (2015). UNICEF ’ s pproach to scaling up nutrition. 1–40.
Virginia, A. Maryanto, S. (2020). Complementary Feeding Time With Stunting in Children of 6-24. Research G, 12(27), 42–43.
Widyaningsih, N. N., Kusnandar, K., & Anantanyu, S. (2018). Keragaman pangan, pola asuh makan dan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 7(1), 22–29. https://doi.org/10.14710/jgi.7.1.22-29
World Health Organization. (2023). WHO Guideline for complementary feeding of infants and young children 6–23 months of age. In 2023. https://www.who.int/publications/i/item/9789240081864
Yendi, yoseph denianus nong, Eka, ni luh putu, & Maemunah, N. (2017). Hubungan Antara Peran Ibu Dalam Pemenuhan Gizi anak Dengan Status Gizi Anak Praekolah Di TK Dharma Wanita Persatuan 2 Tlogomas Kota Malang. Nursing News, 2(2), 763–769. https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/537