Tingkat Kesukaan Minuman dari Bubuk Daun Kersen dengan Penambahan Bubuk Kunyit
The Level of Preference for Beverage from Cherry Leaf Powder with the Addition of Turmeric Powder
Keywords:
daun kersen, kunyit, organoleptikAbstract
Minuman bubuk daun kersen dengan penambahan bubuk kunyit merupakan produk yang dapat dijadikan pilihan sebagai minuman yang mengandung antioksidan. Daun kersen dan kunyit memiliki manfaat sebagai anti inflamasi, anti bakteri, dan antioksidan. Tujuan penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap minuman bubuk daun kersen dengan penambahan bubuk kunyit dan melalui uji organoleptik. Uji organoleptik dilakukan dengan uji hedonik, mutu hedonik, dan uji rangking. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan penambahan bubuk kunyit pada bubuk daun kersen sebanyak 0%, 7,5%, 10%, dan 12,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata uji hedonik tiap perlakuan pada semua parameter (p>0,05), sedangkan rata-rata uji mutu hedonik tiap perlakuan pada parameter aroma, rasa, kejernihan, dan aftertaste terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05). Nilai rata-rata tingkat kesukaan panelis melalui uji rangking terhadap parameter warna, aroma, rasa, kejernihan dan aftertaste setiap perlakuan menunjukkan bahwa sampel dengan penambahan bubuk kunyit sebanyak 10% merupakan produk terpilih. Sampel dengan penambahan kunyit 10% merupakan produk terpilih dengan kategori disukai memiliki kriteria mutu berwarna agak gelap, beraroma harum, rasa pahit, agak keruh, dan memiliki aftertaste yang kuat.
Downloads
References
Ayustaningwarnom, F. (2014). Teknologi pangan: teori praktis dan aplikasi. Yogyakarta: Garaha Ilmu.
Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM). (2000). Acuan sediaan herbal. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Dwiyanti, H., Setyawati, R., Siswantoro & Krisnansari, D. (2019). Formulasi minuman fungsional tinggi antioksidan berbasis gula kelapa dengan variasi jenis dan konsentrasi ekstrak rimpang. Media Pertanian. 4(2): 48-58.
Hadriyani, N. (2022). Analisis fisikokimia minuman fungsional berbasis daun tapak dara (Catharanthus roseus) dan daun stevia (Stevia rebaudiana B.) sebagai alternatif analgesik. Universitas Hasanudin. Makassar.
Hakim, L. (2015). Rempah & herba kebun-pekarangan rumah masyarakat: keragaman, sumber fitofarmaka, dan wisata kesehatan-kebugaran. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia.
Harahap, A. F. (2017). Karakteristik dan aktivitas antioksidan minuman daun salak (salacca sumatrana) sebagai pangan fungsional. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Hernani & Nurdjanah, R. (2009). Aspek pengeringan dalam mempertahankan kandungan metabolit sekunder pada tanaman obat. Perkembangan Teknologi TRO. 21(2): 33-39.
Isnarianti, R., Wahyudi, I.A & Puspita, R.M., (2013). Muntingia calabura L leaves extract inhibits glucosyltransferase activity of Streptococcus mutans. Journal of Dentistry Indonesia. 20(3): 59-63.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2019). Statistik pertanian 2019. Jakarta: Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Kosasih, E., Ana, E & Encun. (2013). Informasi singkat benih nomor 154, April 2013: talok/kersen (Muntingia calabura L.). Balai Pembenihan Tanaman Hutan Jawa dan Madura.
Krishnamurthy, N., Mathew, A. G., Nambudiri, E. S., Shivashankar, S., Lewis, Y. S. & Natarajan, C. P. (1976). Oil and oleoresin of turmeric. Tropical Science. 18(1): 37.
Kustanti, IH. (2016). Formulasi Biskuit Rendah Indeks Glikemik (BATIK) Dengan Subtitusi Tepung Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) dan Tepung Tempe. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 6(1): 12-18
Laelasari, W. (2015). Kajian Karakteristik Seduhan Teh Herbal dari Daun Murbei (Morus sp) yang Diproses dengan Metode Pengolahan dan Suhu Pengeringan yang Berbeda. Skripsi. Bandung: Universitas Pasudan.
Lirang, M. (2021). Kajian Penambahan Bubuk Jahe Merah Terhadap Mutu Teh Herbal Daun Kersen. Skripsi. Mataram: Universitas Muhammadiyah Mataram.
Mahmood, T., N. Akhtar, & B.A. Khan. (2010). The morphology, characteristics, and medicinal properties of Camellia sinensis tea. Journal of Medicinal Plants Research. 3(2):2028-2033.
Martins, S.I.F.S. & Boekel, V.M.A.J.S. (2005). Kinetic model for glucose/glycine Maillard reaction pathways. Food Chem. 90(1): 257-269.
Nawir, A.I., Afifah, C.A.N., Sulandjari, S & Handayani, S., (2021). Pemanfaatan daun kersen (Muntingia calabura L.) menjadi teh herbal. Jurnal Tata Boga. 10(1): 1-11.
Riaminanti, N.K., Hartiati, A & Mulyani, S. (2016). Studi Kapasitas Dan Sinergisme Antioksidan Pada Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Daun Asam (Tamarindus indica L.). Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI. 4(3): 93-104.
Sari, A.N., (2016). Berbagai tanaman rempah sebagai sumber antioksidan alami. Journal of Islamic Science and Technology. 2(2): 203-212.
Sari, G.N.F., (2018). Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi herbal ciplukan (Physalis Angulata) terhadap DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil). Prosiding Seminar Nasional Unimus. 1: 98-103.
Setyaningsih, D., Apriyantini, A & Sari, M.P. (2010). Analisis sensori untuk industri pangan dan argo. Bogor: IPB Press
Suharman. (2020). Tanaman potensial berkhasiat obat. Yogyakarta: Deepublish.
Susilorini, T.E & Sawitri, M.E. (2006). Produk olahan susu. Jakarta: Penerbit Swadaya.
Tarwendah, I. P. (2017). Studi Komparasi Atribut Sensoris dan Kesadaran Merek Produk Pangan. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 5(2): 66-73.
Winarno, F.G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Winarno, F. G. (2008). Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Winarno, F.G. (2010). Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Yamin, M. Ayu, D.F., & Hamzah, F. (2017). Lama pengeringan terhadap aktivitas antioksidan dan mutu teh herbal daun ketepeng Cina (Cassia alata L.). Jom FAPERTA. 4(2): 1-15.
Yusianto, dan C. Ismayadi. (2016). KOPI: Mutu Fisik dan Citarasa Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia: Jember.
Yuslianti, E.R. (2018). Pengantar radikal bebas dan antioksidan. Yogyakarta: Deepublish.