Hubungan Keragaman Konsumsi Pangan dan Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Stunting

The Relationship Between Dietary Diversity and Environmental Sanitation With Stunting Occurrence

Authors

  • Tenilawini STIKes Husada Borneo Banjarbaru
  • Ainun Nisa STIKes Husada Borneo Banjarbaru
  • Nurul Hekmah STIKes Husada Borneo Banjarbaru
  • Norhasanah STIKes Husada Borneo Banjarbaru

DOI:

https://doi.org/10.35473/jgk.v16i2.524

Abstract

Stunting is a condition in which a toddler has a height or length that is below the average for their age. Stunting is a nutritional health problem that indicates chronic malnutrition in toddlers. Stunting has long-term implications, such as reduced cognitive and physical development, lower performance in tests, and lower per capita household expenditures. This study aims to analyze the relationship between dietary diversity, environmental sanitation, and the occurrence of stunting in children. Data from a sample size of 58 toddlers were collected in the working area of the Pasar Panas Health Center, Benua Lima District, Barito Timur Regency. The study was conducted from December 2022 to March 2023. The analysis was performed using the Spearman Rank Correlation method. The results of the analysis showed that there was no significant relationship between dietary diversity and the occurrence of stunting (p=0.317, correlation coefficient = 0.134). However, there was a significant relationship between family environmental sanitation, availability of clean water (p=0.013, correlation coefficient=0.326), waste disposal (p=0.000, correlation coefficient=0.478), and household environmental conditions with the occurrence of stunting in children (p=0.003, correlation coefficient=0.387). Poor environmental sanitation increases the risk of infections and can hinder the growth and development of children. Therefore, access to adequate clean water, proper waste management, and good household environmental conditions are important in preventing the occurrence of stunting in children.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aditianti, F., Syahruddin, E., & Kurniawan, Y. (2016). Peranan Asupan Lauk Pauk dalam Meningkatkan Kualitas Gizi Makanan Pendamping ASI pada Bayi dan Balita di Kota Padang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 13(1), 1-9.

Apriluana, D., & Fikawati, S. (2018). Hubungan Antara Faktor Sanitasi Tidak Layak dengan Kejadian Stunting pada Balita di Kota Bogor. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(2), 71-76.

Annisa, F., Hanifah, N. F., & Darmayanti, A. (2021). Pembuangan sampah yang tidak teratur sebagai faktor risiko stunting pada anak usia 12-23 bulan di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 13(1), 53-62.

Ariani, M., Sulaeman, E. S., & Susilowati, I. H. (2020). Hubungan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 12(2), 185-193.

Hapsari, D., & Puspitasari, I. (2018). Analisis Faktor Lingkungan Sosial dan Ekonomi terhadap Status Gizi Balita di Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi Indonesia, 7(1), 33-41.

Kemenkes RI. 2018b. Riset Kesehatan Dasar

Kemenkes RI. 2020. Standar Antopometri Anak

Martini, E., Adi, N. P., & Widyawati, I. (2019). Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 18(1), 53-63.

Nurmayasanti, I. A., & Mahmudiono, T. (2019). Hubungan Keragaman Pangan dengan Status Stunting pada Balita di Kabupaten Demak. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 15(2), 87-96.

Khomsan, A.,Riyadi H., & Kusuma D. (2017). Hubungan Antara Keterbatasan air BersihTidak Layak Dan Stunting Pada anak Di Indonesia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 14(2), 61-68.

Prasetyo, D. D., Praptiwi, P., & Agustina, R. (2020). Hubungan antara tumpukan sampah dan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(3), 256-266.

Tanjung, V. A., Sembiring, T., & Sitepu, L. (2019). Hubungan Pola Makan, Faktor Lingkungan, dan Pertumbuhan Linier pada Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Medan Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 13(3), 282-288.

Utomo, B., Utami, R. D., & Sumarmi, S. (2018). Hubungan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(1), 36-44.

Vilcins, D., Sly, P., & Jagals, P. (2018). Environmental risk factors associated with child stunting: A systematic review of the literature. The Science of the Total Environment, 616-617, 1584-1596.

Wijayanti, A. N. P., Rahayu, E. S., & Santoso, B. (2019). Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 122-131.

Wirawan, N. N., & Rahmawati, A. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Negara Tahun 2015. Jurnal Kesehatan, 7(1), 74-82.

World Health Organization. (2018). Guidelines for drinking-water quality: Fourth edition incorporating the first addendum. World Health Organization.

Downloads

Published

2024-07-28

How to Cite

Lawini, T., Nisa, A., Hekmah, N. and Norhasanah (2024) “Hubungan Keragaman Konsumsi Pangan dan Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Stunting: The Relationship Between Dietary Diversity and Environmental Sanitation With Stunting Occurrence”, JURNAL GIZI DAN KESEHATAN, 16(2), pp. 225–234. doi: 10.35473/jgk.v16i2.524.