HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA DEWASA USIA 30-50 TAHUN DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG

THE CORRELATION BETWEEN SWEETENED DRINK CONSUMPTION AND FIBER INTAKE WITH BLOOD SUGAR LEVELS IN ADULTS AGED 30-50 YEARS IN NYATNYONO VILLAGE WEST UNGARAN SEMARANG REGENCY

Authors

  • Hifayah Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
  • Sugeng Maryanto Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
  • Galeh Septiar Pontang Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/jgk.v10i24.27

Keywords:

Konsumsi Minuman Berpemanis, Asupan Serat, Kadar Gula Darah

Abstract

Background :High  blood  glucose  levels  can  be  an  indicator  of  early  onset  of  DM.  The absorption  of  sugar  causes  an  increase  in  blood sugar  levels  and  increase  the  secretion  of insulin.  Fiber  consumption  may  slow  gastric  emptying  and  the  absorption  of  blood  sugar levels by the intestine.

Objective :To  know  the  correlation  between  sweetened  drinks  consumption  and  fiber  intake with  blood  sugar  levels  in  adults  aged  30-50  years  in  the  village  of  Nyatnyono  Ungaran Regency.

Method :The  design  of  this  research  was  descriptive  correlative  of  cross  sectional.  The number of samples were 81. Intake eat measured using a food recall 3x24 hour and analyzed using nutrisurvey. Statistical analysis using Pearson Product Moment test (α = 0.05).

Results :Low sweetened drink consumption was in 34 adults (42,0%), moderate category was in 42 adults (51,9%) high category was in 5 adults (6,2%). Less fiber intake category  was in 78  adults  (96,3%)  good  category  was  in  3  adults  (3,7%).  Good  blood  sugar  level  was  in  53 adults (65.4%), moderate category was in 14 adults (17,3%), high category was in 14  adults (17,3%). There was a correlation between consumption of sweetened drink with blood sugar levels (p = 0,001, r = 0,351), there was no correlation between fiber intake with blood sugar levels (p = 0,739, r = -0,038).

Conclusion :There  is  a  correlation  between  sweetened  drink  consumption  and  fiber  intake with blood sugar levels

Abstrak :

Latar Belakang: Tingginya kadar gula darah menjadi indikator awal terjadinya penyakit DM. Penyerapan gula menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin. Konsumsi serat dapat memperlambat pengosongan lambung dan penyerapan kadar gula darah oleh usus halus.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dan asupan serat dengan kadar gula darah pada dewasa usia.

Metode: Rancangan penelitian adalah dekriptif korelatif menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 81 dewasa menggunakan metode Simple Random Sampling. Asupan makan diukur menggunakan food recall 3x24 jam. Analisis statistik menggunakan uji Pearson Product Moment (α = 0,05).

Hasil: Konsumsi minuman berpemanis terdiri dari 34 rendah (42,0%) sedang 42 (51.9%) tinggi 5 (6,2%). Asupan serat kurang 78 (96,3%) baik 3 (3,7%). Kadar gula darah baik 53 (65,4%) sedang 14 (17,3%) tinggi 14 (17,3%). Ada hubungan konsumsi minuman berpemanis dengan kadar gula darah (p=0,001, r=0,351), Tidak ada hubungan asupan serat dengan kadar gula darah (p=0,739, r= -0,038).

Simpulan: Terdapat hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan kadar gula darah. Tidak ada hubungan asupan serat dengan kadar gula darah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Erlina L. 2008. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien DM Tipe 2 di Perkumpulan Pasien Diabetes RSU Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang. [Tesis] :Universitas Indonesia.

Febriyani S, dkk. 2012. Minuman Berkalori dan Kontribusinya Terhadap Total Asupan Energi Remaja dan Dewasa. Jurnal Gizi dan Pangan. Institud Pertanian Bogor Volume 7 nomor1 : 35-4.

International Diabetes Federation (IDF), 2015. IDF Diabetes Atlas sevent Edition, International Diabetes Federation (IDF).

Kementrian Kesehatan RI, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta.

Malik V, Popkin BM, Bray GA, DespresJP , Willet WC, Hu FB. 2010. Sugar sweetened beverages and risk of metabolic syndrome and type 2 diabetes: a meta-analysis.Diabetes Care. 33(11) : 2477-2483.

Notoatmojo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Perkeni, 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.Jakarta : Perkeni.

Pontang GS, Anugrah RM. 2015. Hubungan Frekuensi Konsumsi Sayur, Buah Dan Makanan Gorengan Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Lingkar Pinggang Pada Orang Dewasa. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo. JGK-vol.7, no.13

Santoso A. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FakultasTeknologi Pertanian, Unwidha Klaten.

Sharlin S, Edelstein S. 2011. Essentials of Life Cycle Nutritiondalam : Kristianto Y, Food G. Tampubulon A,. Editot.Buku Ajar Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Vartanian LR, Schwartz MB, Brownell KD. 2007. Effects of soft drink consumption on nutrition and health: a systematic review and metaanalysis. Am J PublicHealth.97 (4):667-675. Doi: 10.2105/AJPH.2005.083782.

Downloads

Published

2018-07-03

How to Cite

Hifayah, Maryanto, S. . and Pontang, G. S. . (2018) “HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA DEWASA USIA 30-50 TAHUN DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG: THE CORRELATION BETWEEN SWEETENED DRINK CONSUMPTION AND FIBER INTAKE WITH BLOOD SUGAR LEVELS IN ADULTS AGED 30-50 YEARS IN NYATNYONO VILLAGE WEST UNGARAN SEMARANG REGENCY”, JURNAL GIZI DAN KESEHATAN, 10(24), pp. 123–131. doi: 10.35473/jgk.v10i24.27.

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 > >>