HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS PADA DEWASA USIA 30-50 TAHUN DI DESA NYATNYONO KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
THE CORRELATION BETWEEN CONSUMPTION OF SWEETENED BEVERAGES AND PHYSICAL ACTIVITIES WITH INCIDENCE OF DIABETES MELLITUS IN 30-50 YEARS OLD AT NYATNYONO VILLAGE SEMARANG REGENCY
DOI:
https://doi.org/10.35473/jgk.v10i24.33Keywords:
Konsumsi Minuman Berpemanis, Aktivitas Fisik, Kejadian Diabetes Mellitus.Abstract
Background : Increased glucose levels are associated with the incidence of diabetes mellitus. The prevalence of diabetes mellitus increased from 2007 by 1.1% to 2.1% in 2013. Factors causing DM are irreversible factors ie age, sex and the factor that can be changed is the consumption of sweetened beverages and physical activities.
Objective: The aim of the study was to analyze the correlation between consumption of sweetened beveragesand physical activities with incidence ofdiabetes mellitusin adultsaged30-50years old.
Method : The design ofstudywascorrelation with cross sectional. The population was all adultsaged 30-50 years at Nyatnyono Village. The data sampling used simple random sampling and obtained 81 samples as the respondents. The data were taken by using Recall 24 hours to determine the consumption of sweetenedbeverages, GPAQ questionare to determine physical activitiesand glucometer. Bivariat analysis used Chi Square and Kolmogorov-Smirnov.
Results: Therespondents with low consumption ofsweetenedbeverageswere 42,0% (n=32), moderate category51.9% (n=42), high category 6,2% (n=5). The respondents with light physical activitiescategorywere19,8% (n=16), moderate 19,8% (n=49), heavy category 119,8% (n=16). There was a correlation between consumption of sweetenedbeverageswith incidence ofdiabetes mellitus (p 0,034 < 0,05) and not a correlation between physical activities with incidence ofdiabetes mellitus (p 0,958 > 0,05).
Conclusion : There is a correlation between consumption of sweetenedbeverageswith incidence ofdiabetes mellitusand there is not a correlation between physical activities with incidence ofdiabetes mellitusin adultsaged30-50years old at Nyatnyono Village West Ungaran District Semarang Regency.Keywords : consumption ofsweetened beverages, physical activities, incidence ofdiabetes mellitus
Abstrak :
Latar Belakang : Peningkatan kadar gula darah dikaitkan dengan kejadian diabetes mellitus. Prevalensi DM meningkat dari tahun 2007 sebesar 1,1% menjadi 2,1% di tahun 2013. Faktor penyebab DM yaitu faktor tidak dapat diubah yaitu umur, jenis kelamin dan faktor dapat diubah yaitu konsumsi minuman berpemanis dan aktivitas fisik.
Tujuan : Mengetahui hubungan asupan konsumsi minuman berpemanis dan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes melitus pada dewasa usia 30-50 tahun.
Metode : Penelitian korelatif pendekatan cross sectional. Populasi 272 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan sampel 81orang. Pengambilan data dengan Recall 24 hours, kuosioner GPAQ dan glucometer. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil : Responden dengan konsumsi minuman berpemanis kategori rendah 42,0% (n=32), sedang 51,9% (n=42), kategori tinggi 6,2% (n=5). Responden dengan aktivitas fisik kategori kategori ringan 19,8% (n=16), sedang 60,5% (n=49), kategori berat 19,8% (n=16). Ada hubungan antara konsumsin minuman berpemanis dengan kejadian diabetes mellitus (p 0,034 < 0,05) dan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus (p 0,958 >0,05).
Simpulan : Ada hubungan antara konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian diabetes mellitus dan tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus pada dewasa usia 30-50 tahun di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Downloads
References
Akhriani M, Eriza F, Fuadiyah N. 2016. Hubungan Konsumsi Minuman Berpemanis dengan Kejadian Kegemukan pada Remaja di SMP Negeri 1 Bandung (Correlation of Sweetened-Drink Consumption with Obesity Prevalence in Adolescence in State Secondary School 1 Bandung). Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2016, Vol.3 No.1 : 29 – 40
American Diabetes Association (ADA). 2017. Standars Of Medical Care In Diabetes. Diabetes Care Vol. 40: 11-24.
Bassu SS, Manson JE. 2005. Epidemological evidence for the role of physical activity in reducing risk of type 2 diabetes and cardiovascular disease. J Appl Physiol.99: 1193 – 1204. doi: 10.1152/japplphysiol.00160.2005.
Boroludin, K. 2007. Physical Activity, Fitness, Abnominal Obesity, and Cardiovasculer Risk Factors in Men and Women The National FINRISK 2007 Study. National Public Health Institute Helsinski and University of Helsinski : 135;168.
Dinkes. 2014. Profil Kesehatan Kota Semarang 2014. Dinkes, Semarang.
Erlina L. 2008. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Kadar Glukosa Darah Pasien DM Tipe 2 di Perkumpulan Pasien Diabetes RSU Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang. [Tesis] : Universitas Indonesia
Fitriyani. 2012. Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak Kota Cilegon.
Ilyas EI. 2011. Olahraga Bagi Diabetesi dalam : Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Bagi Dokter Maupun Edukator Diabetes. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
International Diabetes Federation (IDF). 2015. IDF Diabetes Atlas Seventh Edition, International Diabetes Federation (IDF).
Khairunnisa N. 2016. Hubungan Kebiasaan Merokok, Aktivitas Fisik, Konsumsi Gula, Dan Status Gizi Dengan Kadar Malondialdehide (Mda) Dan Glukosa Darah Pada Orang Dewasa. [Tesis] : Institut Pertanian Bogor.
Malik V, Popkin BM, Bray GA, Depres JP, Willet WC. 2010. Sugar Sweetened Beverages and Risk of Metabolic Syndrome ang Type 2 Diabetes : a meta-analysis. Diabetes Care. 33 (11) : 2477-2483.
Maulana M. 2009. Mengenal Diabetes Mellitus : Panduan Praktis Menangani Penyakit Kencing Manis. Penerbit Kata Hati, Jogjakarta.
Murti LY. 2016. Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Gula Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Leyangan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. [Artikel Penelitian] Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo.
Riskesdas. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013.
World Health Organization (WHO). 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycaemia. Geneva(CH) : WHO Press. [4 September 2017]