Pengaruh Pemberian Cookies Dengan Penmbahan Tepung Daun Kelor Terhadap Kenaikan Berat Badan Balita Usia 2-5 Tahun dengan Status Gizi Kurang Berdasarkan BB/TB di Wilayah Kerja Puskesmas Bontoa Tahun 2021
The Influence Of Cookies With The Addition Of The Slurry Flour On The Weight Of The Toddler Weight Ages 2-5 Years With Less Nutritional Status Based On BB/TB In The Working Area Of Bontoa Puskesmas Yaer 2021
DOI:
https://doi.org/10.35473/jgk.v14i1.273Keywords:
Balita Usia 2-5 Tahun, Cookies Daun Kelor, Gizi KurangAbstract
The nutritional status of children under five is a reflection of the nutritional status of the community, nutritional problems will arise if the intake of nutrients consumed with nutritional needs is not appropriate. Nutritional problems that usually arise include malnutrition and malnutrition. Malnutrition occurs when nutrient intake is lower than required, while malnutrition occurs when nutrient intake is lower. In an effort to accelerate the handling of the problem of malnutrition in Indonesia, one alternative is to provide food or snacks made from local foods that have good nutritional content, namely Moringa (Moringa Oleifera) leaves. Moringa leaves (Moringa Oleifera) contain nutrients, namely 7 times vitamin C in oranges, 4 times higher vitamin A than carrots, 4 cups calcium in milk, 3 times more iron than spinach, 3 times potassium in bananas and 2 times protein. in yogurt. To determine the effect before and after giving cookies with the addition of Moringa leaf flour on the weight gain of toddlers aged 2-5 years with poor nutritional status based on BB/TB in the Bontoa Health Center working area in 2021. This type of research is Pre-Experimental with One Group Pre test and Post test design. The average result of examination of body weight in infants before the intervention was 9.55 kg and the average weight in infants after the intervention was 10.09 kg. Based on the t-test analysis test, it was obtained that the p- value was 0.00 < 0.05, then Ha was accepted which stated that there was a significant relationship between weight gain and the provision of cookies with the addition of Moringa leaf flour. Based on the results of the study, it can be concluded that there is a significant difference in the average weight gain of toddlers, which means that there is an effect of giving cookies with the addition of Moringa leaf flour on undernourished toddlers.
ABSTRAK
Status gizi balita merupakan cerminan dari status gizi masyarakat, masalah gizi akan timbul jika antara asupan zat gizi yang dikonsumsi dengan kebutuhan gizi tidak sesuai. Masalah gizi yang biasa timbul antara lain gizi kurang dan gizi buruk. Gizi kurang terjadi jika asupan zat gizi lebih rendah dibanding yang dibutuhkan, sedangkan gizi buruk terjadi jika asupan zat gizi semakin rendah. Dalam upaya mempercepat penanganan masalah gizi kurang di Indonesia, Salah satu alternatif untuk itu adalah dengan memberikan makanan atau cemilan yang berbahan pangan lokal yang memiliki kandungan gizi yang baik yaitu daun kelor (Moringa Oleifera). Daun kelor (Moringa Oleifera) memiliki kandungan nutrisi yaitu 7 kali vitamin C pada jeruk, vitamin A 4 kali lebih tinggi dibanding wortel, 4 gelas kalsium pada susu, Zat Besi 3 kali lebih banyak dibanding bayam, 3 kali potassium pada pisang dan 2 kali protein dalam yoghurt. Untuk mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah pemberian cookies dengan penambahan tepung daun kelor terhadap kenaikan berat badan balita usia 2-5 tahun dengan status gizi kurang berdasarkan BB/TB di wilayah kerja Puskesmas Bontoa tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah Pra Eksperimen dengan desain One Group Pre test and Post test. Hasil rata-rata pemeriksaan berat badan pada balita sebelum intervensi adalah 9.55 kg dan rata-rata berat badan pada balita setelah intervensi adalah 10.09 kg. Berdasarkan uji analisis t-test diperoleh diperolah nilai p adalah 0.00 < 0.05 maka ada hubungan signifikan antara kenaikan berat badan dengan pemberian cookies dengan penambahan tepung daun kelor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan berat badan balita yang artinya ada pengaruh pemberian cookies dengan penambahan tepung daun kelor pada balita gizi kurang.
Downloads
References
Fathnur. 2018. “Efektifitas Puding Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Perubahan Berat Badan Balita Gizi Kurang.” Jurnal Agrisistem 14(2).
Hardiansyah, and Supariasa. 2016. Ilmu Gizi. Jakarta: buku kedokteran EGC, Jakarta.
Hasanah, Miftahul et al. 2019. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Diversifikasi Olahan Daun Kelor.” Jurnal Teknologi Pangan 10(1): 41–45.
Irwan, Zaki, Andi Salim, and Adriyani Adam. 2020. “Pemberian Cookies Tepung Daun Kelor Dan Biji Kelor Terhadap Berat Badan Dan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tmpa Padang.” Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal 2020(5): 45–54.
Kemenkes RI. 2015. “Situasi Kesehatan Anak Balita Di Indonesia.”
———. 2020. “Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Berupa Biskuit Bagi Balita Kurus Dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis ( KEK ).”
Krisnadi, A Dudi. 2015. Kelor Super Nutrisi.
Muliawati, Dyah. 2020. “Pemanfaatan Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dalam Meningkatkan Berat Badan Balita.” Jurnal Kesehatan Madani Medika 11(01): 44–53.
Nindy, T, and S Diniyyah. 2017. “Asupan Energi, Protein, Dan Lemak Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Suci.” Published Online 12(27): 341–50.
Riskesdas. 2018. Laporan Provinsi Sulawesi Selatan RISKESDAS 2018. ed. Tim Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB).
Sandjaja, Y Widodo, and E Sumedi. 2015. “Pola Konsumsi Anak Umur 6 Bulan - 12 Tahun Di Indonesia.” Jurnal Gizi Indan 2(36): 131–42.
Simbolon, Natassya. 2019. “Pengaruh Pemberian Cookies Dengan Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Kenaikan BB Balita Di Desa Kubah Sentang.”
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Zakaria, A Tamrin, Sirajuddin, and R Hartono. 2012. “Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Menu Makanan Sehari-Hari Dalam Upaya Penanggulangan Gizi Kurang Pada Anak Balita.” Media Gizi Pangan 1(XII): 41–47.