HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI AIFARINA DENGAN STUNTING PADA BALITA 24-59 BULAN DI DESA URAHOU KECAMATAN HATULIA KABUPATEN ERMERA TIMOR LESTE
Keywords:
konsumsi aifarina, stuntingAbstract
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Aifarina/singkong merupakan makanan pokok, dengan kandungan tinggi energi dan rendah protein.
Mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi aifarina dengan stunting pada balita 24-59 bulan di Desa Urahou Kecamatan Hatulia Kabupaten Ermera Timor Leste.
Studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita 24-59 bulan di Desa Urahou, Kecamatan Hatulia, Kabupaten Ermera, Timor Leste. Didapatkan sampel 94 balita dengan metode simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan microtoice dan FFQ semi kuantitatif. Analisis bivariat menggunakan spearman rank (α = 0,05).
Rata-rata jumlah konsumsi aifarina pada balita adalah 88,24 gram dimana konsumsi paling rendah 50 gram dan konsumsi paling tinggi 150 gram. Rata-rata frekuensi konsumsi aifarina 4,62 kali per minggu. Frekuensi sering 43,6%, selalu 36,2%, dan jarang 20,2%. Stunting sebesar 23,54 % dengan rincian kategori pendek 54,3% dan sangat pendek 24,4 %. Ada hubungan antara jumlah konsumsi aifarina dengan stunting (p = 0,002) dan ada hubungan antara frekuensi konsumsi aifarina dengan stunting (p = 0,022)
Ada hubungan antara kebiasaan dan frekuensi konsumsi aifarina dengan stunting pada balita di Desa Urahou Kecamatan Hatulia Kabupaten Ermera Timor Leste.
Downloads
References
Children Under Five Years is
cassava Consuming Communities in,
Congo.
Departemen Kesehatan RI, 2013. Laporan
Hasil Riset Kesehatan Dasar
Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Depkes RI.
Distric Health Service. 2009. Strategy
goverment Of Timor Leste. DHS.
Distric Health Service. 2013. Nutrition
Survey Preliminary Timor Leste.
DHS.