HUBUNGAN KEBISASAAN KONSUMSI MINUMAN BERPEMANIS DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMA INSTITUT INDONESIA SEMARANG
Keywords:
minuman berpemanis, gizi lebih, remajAbstract
Latar Belakang : Obesitas adalah keadaan dimana terjadi peningkatan massa jaringan lemak dalam tubuh. Obesitas dapat terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara energi yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Minuman ringan berpemanis merupakan minuman ringan dalam kemasan yang menambahkan pemanis berkalori sebagai salah satu bahan atau kandungan dalam minuman. Minuman ringan berpemanis termasuk dalam golongan karbohidrat sederhana. Dampak buruk obesitas menyebabkan penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung, diabetes militus, gangguan pernapasan karena saluran pernapasan tersumbat oleh lemak yang menghimpit saluran pernapasan sehingga sulit untuk bernafas.
Tujuan : mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMA Institut Indonesia Semarang.
Metode : Jenis penelitian ini adalah korelasional menggunakan pendekatan cross sectional dengan populasi siswa SMA Institut Indonesia Semarang dan jumlah sampel 99 responden diambil dengan metode proposional random sampling. Pengambilan data menggunakan timbangan injak digital, mikrota dan untuk data konsumsi minuman berpemanis menggunakan FFQ.
Hasil : frekunsi kebiasaan konsumsi minuman berpemanis sebanyak 43,4% responden jarang, 34,7% sering, 22,4% selalu, 0% tidak pernah. Sedangkan responden yang mempunyai ststus gizi lebih sebanyak 10,2% dan 89,8% status gizi normal. Hasil uji kendall’s tau didapatkannilai p 0,001 < =0,05
Simpulan : Ada hubungan kebiasaan konsumsi minuman berpemanis dengan kejadian gizi lebih pada remaja di SMA Institut Indonesia Semarang (p=0,001).
Downloads
References
Image Dan Perilaku Diet Pada
Remaja. [Skripsi]. Fakultas
Psikologi. Universitas Sumatera
Utara.
Lopez. 2010. To What Extent Have
Swetened Beverages Contributed To
The Obesity Epidemic. Journal Of
Public Health Nutrition. (online) vol.
10.1074.
Manuba I.A. 2004 . Dampak Buruk
Obesitas. Diperoleh 20 Desember
2015. Diakses dari
http://www.balipost.co.id/balipost.20
04/3/7/cez.html
Muhilal dan Didit Damayanti. 2006. Gizi
Anak dan Remaja. Jakarta : EGC
Nurfitriani G. 2011. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Tingkat
Konsumsi Minuman Berpemanis
Pada Mahasiswa S1 Reguler
Universitas Indonesia Angkatan
2009 Tahun 2011. [Skripsi].
Peminatan Gizi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia,
Depok
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI tahun 2013.
Diakses: 19 Oktober 2014, dari
http://www.depkes.go.id/resources/d
ownload/general/Hasil%20Riskesdas
%20 2013.pdf.
Stettler HF. 2002. Sistem Basic
Independent Audit. Prentice Hall,
Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.
Stewart dan Mann. 2007. Leptine and
Obesity of Metabolisme Sindroma
Metabolic. Jurnal penelitian AJCN.
Vol 50 No. 30 diakses tanggal 15
Juni 2016
Sutaryo. 2012. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan. Artikel SNA
XIV Banda Aceh.
WHO. Obesity : Preventing And Managing
The Global Epidemic, WHO
Technical\ Report Series 2008; 894,
Geneva.
http://www.Who.Int/Nutrition/Public
ations/Obesity_Executive_Summary.
Pdf [15 Maret 2016].